Mohon tunggu...
Aditya Irfan
Aditya Irfan Mohon Tunggu... Penulis - Songwritter

Songwritter

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Budak Air Mata

16 Juni 2019   17:28 Diperbarui: 16 Juni 2019   17:31 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selembar Puisi telah selesai kutulis di awal perjumpaan mei
Dengan sangat menggebu-gebu
Terbalut dengan luapan emosi semata
Sudah sangat lama terbendung beku
Dengan rasa kecewa yang tidak berkesudahan

Aku tahu hidup terkadang selalu berjalan mengikuti arus kontradiktif
Dimana mimpi terkadang tak selaras dengan kenyataan

Yang ada lalu untuk apa kita terus menerus hidup berkeluh kesah ?
Lupakanlah sejenak tangisan
Sebab sejatinya kita hidup bukan untuk meratapi dan bukan pula ditangisi

Tuhan menciptakan atau menakdirkan kita bukan sebagai budak air mata
Apakah tuhan menyuruh umatnya
Untuk menyakiti diri sendiri dengan terus bersedih tanpa suatu alasan jelas ?
Tiada berguna malah merusak jasmani rohani semata
Hilang faedahnya sampai merugikan diri sendiri
Ada baiknya memaksimalkan diri dalam beribadah
Mengejar pahala menuju bulan ampunan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun