Mohon tunggu...
Ireyna Chaliva
Ireyna Chaliva Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Pembelajar.

Hanya pejuang untuk memberikan dampak positif & kebermanfaatan lebih kepada banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Menganggap Diri Seperti Kayu yang Lapuk

31 Desember 2020   10:00 Diperbarui: 31 Desember 2020   10:10 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anggaplah dirimu bak berlian, lalu Kamu terjatuh dalam tumpukkan sampah, yang bau nan menjijikan. Apakah nilaimu sebagai berlian akan berkurang? TIDAK. Berlian tetaplah berlian, sekalipun ia hancur dihantam bebatuan. Ia akan tetap berkilau sekalipun bercampur lumpur.

Begitu banyak berlian diluar sana tidak lagi sadar bahwa ia tetap bernilai sekalipun sudah kotor dalam waktu lama, bukan berarti berlian tersebut berubah menjadi serpihan kaca yang tak berharga karena tak lagi bening. Artinya, jika Kamu terjatuh kepelosok, BUKAN BERMAKSUD KAMU TIDAK LAGI BERARTI. Kamu perlu pergi dari tumpukkan sampah lalu bersihkan dirimu agar dunia tau bahwa berlian yang sempat hilang, kini telah kembali ditemukan.

Mari bangkit, ambil tongkatmu untuk kembali melangkah lebih jauh. Meniti segala mimpi yang belum usai dirajut, angkat kepalamu, tebarkan senyumanmu, tenangkan hatimu, buka pikiranmu. YA! KAMU BERHAK BAHAGIA. Jangan biarkan mereka yang telah mencaci, mendzolimi mu lebih bahagia darimu, justru kau lah yang berhak lebih darinya.

-- HAPPIEST ME -- /dokpri
-- HAPPIEST ME -- /dokpri
Hilangkan amarah, emosi yang ada dalam diri saat ini, berikan waktu untuk dirimu sendiri guna menenangkan. Mungkin banyak orang yang mengatakan "Ikuti kata hatimu", Tapi menurutku "Dengarkan hatimu, dan bertindaklah dengan logikamu". Waktulah yang dapat menyembuhkan segalanya, maka berikanlah waktu, waktu dan waktu khusus untuk dirimu bangkit.

Segala hal yang Kamu pikirkan, sangat mengontrol perasaanmu, perasaan yang kelak akan mengendalikan apa yang Kamu lakukan. Dan tindakan tersebut menghasilkan apakah dirimu menjadi pribadi yang lebih baik atau justru lebih buruk dari posisi mu sebelumnya bahkan saat itu juga.

Jangan berpedoman pada kalimat "Semua akan indah pada waktunya", TAPI "Siapa yang menabur, ia yang akan menggapai hasilnya"


“ Dan mereka telah mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami.” QS.41 : 15


Mencintai diri sendiri, memperlakukan diri dengan baik dari segala ancaman yang datang. Bukan egois terhadap kehidupan, hanya saja untuk berusaha membuat diri lebih  bahagia & bersyukur atas apa yang diberikan. Kurang percaya diri sering kali membuat diri ini tak berkembang pun berani melakukan hal baru yang random. Justru, hal tersebut sebetulnya baik jika Kita memiliki tekad yang kuat, bagaimanapun nanti hasilnya tetap tancap gas! Tak perduli apa kata orang yang beropini mengenai diri Kita, jelas opini yang membuat mental menjadi down.


Ada 1 kisah dari Luqmanul Hakim yang tentunya membawa hikmah agar tetap melanjutkan perjalanan tanpa mendengarkan apa kata orang yang hanya menjatuhkan. Saat itu Luqman bersama seorang anak nya & seekor keledai miliknya, berjalan menuju pasar.

Luqman menaiki keledai & anaknya berjalan disampingnya, lalu orang-orang di pasar mengatakan “Ih liat tuh orangtua itu, masa dia naik keledai, anaknya jalan kaki.”, setelah mendengar itu, Luqman merubah posisi;

Anaknya yang menaiki keledai, Luqman berjalan disampingnya, orang yang melihatnya pun berkata “Ih kurang ajar banget nih anak ini, masa dia nya naik keledai & membiarkan orangtua nya berjalan kaki.”, mendengar hal ini lagi, Luqman pun kembali merubah posisi;
Luqman & anaknya bersamaan menaiki keledai tersebut, orang yang di pasar melontarkan “Ini gimana sih, gak kasihan banget sama keledai nya, udah tau keledai kecil gitu dinaikkin sama 2 orang, kasihan banget.”, spontan mereka berdua pun merubah posisi lagi;
Keledai dituntun bersamaan Luqman & anaknya berjalan kaki, orang yang melihatnya bicara “Wah gimana ini, bapak & anak ini, bodoh sekali mereka, masa ada keledai, tidak ada yang menaiki.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun