Mohon tunggu...
Iren LuqmanHakim
Iren LuqmanHakim Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Tampil Modis tanpa Merusak Lingkungan dengan EcoPrint

27 Desember 2020   16:50 Diperbarui: 27 Desember 2020   19:27 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemeja EcoPrint oleh lemospires.id (Foto: Puthut Ardianto)

Tau kah kamu pakaian yang kamu kenakan berkontribusi besar pada kerusakan linkungan? Berdasarkan laporan A New Textiles Economy: Redesigning Fashion’s Future di tahun 2015 limbah minyak yang dihasilkan dari produksi tekstil sekitar 98 juta ton, dan diprediksi di tahun 2050 akan ada sekitar 300 juta ton limbah minyak yang dihasilkan. 

Tidak dapat kita pungkiri limbah yang berlebihan yang dihasilkan oleh produksi tekstil dalam pembuatan pakaian semakin meningkat belakangan ini. Produksi busana sedunia meningkat dua kali lipat sejak tahun 2000 dan rata-rata konsumen membeli pakaian meningkat 60% tiap tahunnya. 

Di negara maju sudah menjadi hal yang biasa untuk membuang baju bekas yang akhirnya menumpuk di tempat pembuangan sampah. Kesadaran akan besarnya  limbah yang ditimbulkan oleh produksi tekstil pakaian menjadikan produk Eco-Print sebabagai alternative menarik bagi para pengguna pakaian yang ingin tampil modis.

]Tingginya konsumsi pakaian di kalangan masyarakat tidak terlepas dari konsep bisnis fast fashion, konsep bisnis industri fashion yang memproduksi pakaian dengan jumlah banyak dan cepat demi memenuhi permintaan pasar. 

Konsep ini menimbulkan gaya hidup yang konsumtif pada masyarakat karena harga yang terbilang murah dan modis. Menghasilkan produk secara cepat dengan biaya yang murah merupakan focus utama dari konsep fast fashion diamana produk yang di hasilkan dapat memenuhi kebutuhan pasar denegan harga yang terjangkau.

]Membuat kuantitas terbatas merupakan srategi bisnis yang dijalankan fast fashi on. Dengan terbatasnya produk yang dimiliki membuat para konsumer sadar jika tidak memiliki produk tersebut maka mereka akan kehabisan produk tersebut. Hal inilah yang membuat tingginya penawaran konsumen terhadap stok yang tersedia.

]Kontribusi limbah yang cukup tinggi dari produk pakaian menjadikan Eco-Print sebagai alternatif menarik bagi para pencinta fashion. Warna-warna yang digunakan dalam pembuatan yang digunakan dalam pembuatan Eco-Print yang terbuat dari ekstrak pewarna alam dapat mengurangi limbah yang dihasilkan dalam pembuatan busana yang indah. 

Ekstrak pewarna yang digunakan seperti kayu secang, mahoni, jambal, dan lainnya memberikan keindahan warna tersendiri dari warna yang dihasilkan. 

Menurtu Puthut Ardianto, ketua Asosiasi Eco-Print Indonesia (AEPI) bahwa pewarna yang digunakan dalam pembuatan Eco-Print terbuat dari warna alam yang diekstrak sehingga menghasilkan warna-warna alam yang indah. 

Produk yang dihasilkan dalam pembuatan Eco-print memiliki karakter yang berbeda, unik dan tidak akan sama dengan produk yang telah dihasilkan sebelum nya, lanjut Ardiyanto. Hal tersebut membuat produk yang dihasilkan tidak akan sama dengan produk lainnya dan limitasi produk sangat terjamin.

]Produksi Eco-Print ini diawali dengan mengekstaksi warna yang diporeleh dari batang kayu tertentu dan memberikan treatment pada kain atau mordan in (mengendapkan zat karat besi pada kain). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun