Mohon tunggu...
Irene Maria Nisiho
Irene Maria Nisiho Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Nenek 6 cucu, hobby berkebun, membaca, menulis dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Meniup Sikunru Permainan Masa Kecilku

9 Oktober 2021   16:05 Diperbarui: 9 Oktober 2021   19:43 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Traktor memanen padi (foto: FR. koleksi Irene)

Saya lahir di Karuwisi Gowa, sedikit di luar kota Makassar. Sekarang kayaknya Karuwisi sudah masuk kota Makassar. Mungkin karena lahir di desa maka saya sangat menyukai alam. Apa-apa yang berasal dari desa pasti saya suka.

Saya lahir di pengungsian pada masa pendudukan Jepang. Saya lahir di rumah tetangga, Daeng Lallo, mantan pegawai ayah saya. 

Hubungan kami dengan Daeng Lallo tetap berlanjut sampai jauh sesudah kami balik ke kota. Malah, kalau tidak salah, sampai Daeng Lallo berpulang.

Istri Daeng Lallo, Amma' Nia yang cantik, berwajah tirus dan berhidung mancung adalah perempuan yang baik hati. 

Daeng Lallo sering membawakan kami oleh-oleh berupa hasil kebunnya. Bila mereka habis panen padi, dibawakan juga Ase Lolo titipan Amma' Nia untuk ibu saya. Yang paling saya tunggu-tunggu adalah batang padi bekas panen. 

"Loh untuk apa?"

Daeng Lallo akan membuatkan kami Sikunru dari batang padi itu. Sikunru itu mainan yang bisa kami tiup. Waktu itu rasanya asyik dan hasil tiupannya merdu. 

Apa betul merdu? Sekarang saya ragu. Hehe...

Baru-baru ini saya bertemu seorang teman, asal Makassar juga, yang masih tahu apa itu Sikunru. Walau dia mengatakan namanya Sikunrung. Entah siapa yang benar itu tidak penting.

Yang sangat menggembirakan karena dia berjanji mau mencoba membuat Sikunru untuk ditunjukkan kepada saya. Saya senang sekali karena terus terang saya sudah lupa bentuknya persisnya kayak apa. Pasti bentuknya ya batang padi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun