Mohon tunggu...
Irene Maria Nisiho
Irene Maria Nisiho Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Nenek 6 cucu, hobby berkebun, membaca, menulis dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perayaan Kue Bulan yang Selalu Kukenang

20 September 2021   20:17 Diperbarui: 20 September 2021   21:40 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kue bulan yang hadir setahun sekali, isi tausa (Foto: Irene)

Buat anak-anak, kami dibuatkan acara khusus semacam malam gembira bersama saudara-saudara sepupu. Kami makan-makan dan bermain di langkang sampai larut malam.

Amma'(panggilan kami kepada ibu) telah menyiapkan makanan kesukaan kami yang tidak dimasak buat makanan sehari-hari. Ada sate Nona-nona Mangkasara', Tedong Pallu/makanan daging kerbau berkuah, Pastel bakar dan masih ada yang lain. 

Yang lain saya lupa karena yang teringat hanya makanan favorit saya, hehehe...

Yang pasti dihadirkan adalah katupa' leko' pandang/ketupat daun pandan. Jalangkote'/pastel goreng dan kroket Makassar pasti tidak ketinggalan. 

Masih ada lagi, yang ini bukan buatan rumah, yaitu Es Mont Blanc, es krim potong yang sangat enak. Rasanya tidak kalah dari es potong zaman now.

Waduh, hampir lupa, kudapan utamanya tentu saja kue bulan itu sendiri. Sampai sekarang saya masih mendapat kiriman kue bulan dari keponakan yang di Makassar. 

Spesifik, rasanya sudah terlanjur melekat. Sudah puluhan tahun langganan di sana, rasa khas kue bulan buatan mereka  yang menjadi patokan rasaku.

Selain makan-makan, kami bermain apa saja yang menarik minat kami. Oh iya, kami delapan bersaudara ditambah saudara-saudara sepupu, ya... jumlah kami lumayan banyak! Saya dan adik senang sekali bernyanyi, bermain tali dan bermain dende-dende/engklek, sedangkan yang lebih besar bermain catur dan halma. Yang tak kalah asyik, kami saling bercerita pengalaman masing-masing.

Sayang, saudara-saudara sepupu saya yang sering menginap untuk bersama-sama menikmati bulan purnama, tersisa satu. Yang lain sudah mendahului. Kakak saya pun dua orang sudah berpulang, kakak nomor dua dan kakak yang tepat di atas saya. Saya anak ke-enam. Kami yang masih tersisa ini juga sudah tidak seperti dulu lagi. Kami sudah pada tua...

Syukur puji Tuhan, saya belum merasa tua, hanya saja badan ini yang kadang-kadang protes.

Saat kami bermain harus berhati-hati agar tidak menyenggol mangkok besar Amma' yang berisi air yang telah diberi beraneka bunga terutama yang berbau wangi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun