Mohon tunggu...
Irene Maria Nisiho
Irene Maria Nisiho Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Nenek 6 cucu, hobby berkebun, membaca, menulis dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Dodoro' Cina, Nama Jadul Si Kue Keranjang

14 Februari 2018   17:24 Diperbarui: 14 Februari 2018   22:34 1788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eei saya kurang fokus ya? Nggak apa-apa ya, sedikit saja kok. Biar tahu seperti apa masa kecil saya.

Kaveling ini tidak sepenuhnya kosong. Di bagian belakang dibangun dapur yang kami sebut Balla' Pallua yang berarti rumah dapur. Di dapur yang luas inilah segala kegiatan urusan dapur, termasuk menjadi ruang makan untuk kami anak-anak, berbeda dengan ruang makan Baba' yang terletak di rumah induk. Inilah dapur terluas yang pernah saya "miliki".

Menjelang hari pembuatan dodoro', ibu-ibu yang berprofesi sebagai penumbuk beras, juga akan datang menumbuk beras ketan untuk dijadikan tepung.

Wah sangat asyik melihat mereka menumbuk dan mengayak tepung. Kami anak-anak sama sekali tidak boleh menyentuh tepung itu, karena tepung bisa menjadi ka'ci, maksudnya berbau asam.

Keranjang dodoro' dan kuali besar mulai diturunkan dari tempat penyimpanannya diatas ga'dong berasa (kamar beras). Tempat ini salah satu tempat persembunyian kalau kami bermain Petak Umpet, permainan anak yang dalam bahasa Makassar disebut A'karenaCo'ko-Co'ko.

Amma' mulai merebus gula pasir untuk dibuat air gula yang banyak sekali. Baba' pun membeli daun pisang yang cukup banyak pula.

Daun pisang terlebih dulu dipotong- potong dan dicuci bersih lalu dicelupkan sebentar ke dalam wajan yang berisi air panas. Tujuannya supaya daun pisang itu menjadi layu sehingga tidak pecah ketika ditekuk sewaktu mengalas keranjang bambu.

Setelah semua siap, Amma' mulai mengalas keranjang dengan daun pisang, tentu dibantu oleh asisten-asistennya. Mereka juga akan membuat tungku dari batu bata tempat bertengger kuali yang sangat besar (pammaja' lompo).

Tungku ini dibuat di luar Balla' Pallua karena apinya akan panas sekali.

Setelah adonan siap, mulailah proses pengukusan yang akan memakan waktu yang sangat lama.

Entah berapa lama mengukusnya, makin lama mengukusnya makin cantik warnanya dan tentu saja semakin enak rasanya. Saya ingat sebelum Amma' masuk tidur, beliau akan mematikan api dan menyisakan bara dari kayubangko,sampai keesokan harinya, bara-bara itu masih panas...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun