Mohon tunggu...
Irene Wardani
Irene Wardani Mohon Tunggu... Lainnya - Be kind!

Life is wonderful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Remaja, Kesehatan Mental, dan Media Sosial Dalam Kehidupan

11 November 2020   08:47 Diperbarui: 19 November 2020   12:45 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stres karena media sosial. (sumber: emapoket via kompas.com)

Dengan timbulnya fenomena tersebut, penulis menyarankan di era teknologi saat ini hendaknya kita sebagai orang dewasa yang sudah melalui lika-liku penyesuaian diri saat remaja mampu memberikan ruang dan waktu bagi remaja sebagai subjek pengawas agar remaja tidak terjerat FoMo (Fear of Missing Out) yang berkepanjangan. 

Hal yang dapat dilakukan adalah penerapan JoMo ( Joy of Missing Out) adalah perasaan puas dan santai ketika tidak menggunakan media sosial, di mana seseorang menyeimbangkan antara dunia maya dan dunia nyata. 

JoMo dapat diterapkan sebagai antisipasi dan cara untuk mengendalikan perilaku kecanduan media sosial pada remaja. Langkah pertama yang dapat dilaksanakan yaitu, membuat daftar kegiatan aktivitas sehari-hari. 

Buatlah daftar prioritas kegiatan, hal apa saja yang harus diselesaikan, supaya kita tidak bingung dan tidak membuang waktu harus melakukan mana yang terlebih dahulu.

Langkah kedua yang dapat diterapkan yaitu, diet digital. Apakah membaca semua chat di grup Line ataupun WhatsApp, status di Instragram ataupun WhatsApp, atau membaca semua judul berita dan cuitan di Twitter membuat kita lebih bahagia atau lebih pandai? 

Untuk sebagian orang jawabnya tidak, karena melakukan hal tersebut hanya membuang waktu untuk melihat kehidupan di dunia maya terkadang menumbulkan iri hati dan ketidakpuasan diri. 

Carilah kualitas informasi yang kita konsumsi. Lebih bijak sedikit informasi yang didapat namun bernilai positif ketimbang menyerap informasi berlimpah namun bernilai negatif. 

Diet digital berarti mengurangi dan membatasi jumlah pemakaian media sosial yang kita konsumsi sehari-hari. Langkah berikut adalah beberapa tips diet digital untuk menyerap informasi yang kita terima dari gawai kita sehari-hari. 

Pertama, unfollow orang-orang dan akun yang kurang bermanfaat dan bersifat toxic dari lingkaran pertemanan kita. Kedua, matikan notifikasi aplikasi di gawai seperti pemberitahuan like, comments, dan chat WhatsApp. 

Hal tersebut dapat mengurangi kecenderungan kita membuka gawai. Ketiga, gunakan aplikasi time logger untuk mengetahui berapa lama menghabiskan waktu di gawai dan digunakan untuk apa saja. Aplikasi tersebut dapat memblokir beberapa aplikasi yang terlalu sering kita gunakan agar tidak dapa diakses kembali.

Akhirnya, demikianlah sedikit pokok gagasan penulis berkaitan dengan kesehatan mental remaja dalam kehidupan bermedia sosial. Ingatlah kutipan Betrand Russel “Hidup yang baik adalah hidup yang diinspirasi oleh cinta dan dipandu oleh ilmu pengetahuan”. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun