Mohon tunggu...
Irene Angel Wibowo
Irene Angel Wibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Antara Narkoba dan Remaja

16 November 2022   00:11 Diperbarui: 16 November 2022   00:21 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja Indonesia

Di zaman modern sekarang ini penyebaran narkoba sudah tidak tertahan, sudah tidak memandang lingkungan maupun usia. Masa remaja adalah masa peralihan yang sangat krusial, dari masa anak-anak dan remaja menuju masa dewasa. Oleh karena itulah masa remaja sangatlah penting dalam menentukan masa ke depannya. Namun pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba dan malah menjadi suatu kewajiban bagi remaja zaman sekarang. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba terbesar adalah kelompok usia remaja. Narkoba sendiri adalah bahan dan zat yang berpengaruh pada fungsi kerja otak yang menyebabkan kecanduan. Fungsi kerja otak akan berubah, begitu pula dengan fungsi vital organ lain seperti jantung, pernapasan, dan lain-lain. Tidak hanya mempengaruhi tubuh, namun juga pada psikologis dan mental, orang yang mengkonsumsi akan berfikir secara tidak normal dan cenderung berperasaan cemas.

Penyalahgunaan narkoba harus dipahami sebagai masalah perilaku yang kompleks, yang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan disini mengacu pada keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat. Dari ketiganya, yang terpenting adalah faktor individu atau pribadi orang tersebut, karena sebagai pribadi, manusia masing- masing harus bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan, mengenai apa yang baik dan buruk. Ada beberapa  faktor yang menyebabkan seseorang dapat terpengaruh untuk pengunaan narkoba, yaitu :

- Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Emosional
Ketika seseorang tidak menerima dan memiliki rasa aman serta kegembiraan, ditambah dengan ketidakmampuan seseorang untuk mengatasi masalah akan mencari kebutuhan emosional pada hal lain. Jadi ketika mengalami konflik akan gampang mengalami frustasi dan cenderung mencari pelarian dengan menggunakan narkoba, karena berpikir keliru bahwa cemas yang ditimbulkan oleh konflik individu tersebut dapat dikurangi dengan mengkonsumsi narkoba.
- Kurangnya Dukungan Sosial
Dukungan sosial yang memadai di sini dimulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga, misal orang tua terlalu sibuk sehingga jarang mempunyai waktu mengobrol dengan anak, membuat anak yang kurang perhatian dari orang tuanya cenderung mencari perhatian diluar, biasanya mereka juga mencari kesibukan bersama teman-temanya. Tidak hanya itu dukungan dari lingkungan sekolah dan masyarakat juga sangat dibutuhkan.

- Pengaruh Teman
Pengaruh teman atau kelompok juga berperan penting terhadap penggunaan narkoba. Hal ini disebabkan antara lain karena menjadi syarat kemudajan untuk dapat diterima oleh anggota kelompok. Kelompok atau Genk mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama anggota. Jadi tidak aneh bila kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang sama untuk mengkonsumsi narkoba.

Penyalahgunaan narkoba di zaman ini sudah sangat memprihatinkan, penyalahgunaan narkoba telah menimpa generasi muda, mulai dari anak SD sampai perguran tinggi. Pola penyalahgunaan narkoba di mulai dengan bujukan, penawaran, ataupun tekanan dari seseorang atau kelompok yang bersangkutan. Dorongan rasa ingin tahu dan ingin mencoba inilah yang akan mendorong seseorang hingga menerima tawaran tersebut. Untuk itu perlu ada usaha pencegahan sedini mungkin. Pencegahan harus dimulai dengan mengedukasi tentang pengaruh penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar. Dengan basis sekolah yang akan mempersiapkan murid- murid, agar generasi muda bisa terampil menolak tawaran/ajakan untuk penyalahgunaan narkoba.

Blind Will ala Schopenhauer 

Arthur Schopenhauer seorang filsuf Jerman mengemukakan pemikirannya tentang kehendak buta atau biasa disebut blind will, bahwa kehendak buta akan terus menerus mendorong manusia tanpa tujuan hingga melewati berbagai taraf realitas. Ia menyatakan bahwa manusia hidup di dunia dengan penuh penderitaan dan seluruh unsur manusia pun juga dikuasai oleh kehendak buta yang bersifat otonom, jadi secara tidak sadar seluruh aktivitas dalam tubuh manusia merupakan hasil dari dorongan yang bersifat tidak sadar.

Menurut Schopenhauer kehendak akan memunculkan kebutuhan, keinginan, dan hasrat manusia lalu dengan hal ini manusia dipacu untuk bekerja keras mencapainya dan setelah tercapai manusia akan kembali bosan dan menderita, jadi dengan tidak tercapai maupun tercapai manusia nantinya akan berakhir tetap menderita. Tujuan yang dimiliki manusia hanyalah gambaran semu dari kepuasaan pribadi. Hidup manusia akan terus dikuasai kehendak yang tidak akan berhenti, sedangkan pemenuhan akan selalu terbatas.

Rasa senang adalah tempat istirahat sementara dari penderitaan manusia, kita hanya pernah menjalani hidup bahagia ketika kita masa kanak- kanak. Dan hidup adalah peperangan yang akan membuta manusia mau atau tidak harus berkompetisi atau akan kalah tertinggal. Dan menurut Schopenhauer cara yang tepat menghadapi kehendak adalah dengan menolak itu hingga kita mendapat pemaknaan dalam diri kita sendiri.

Narkoba dan Blind Will

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun