Mohon tunggu...
Irda Handayani
Irda Handayani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Blogger | Writer | Graphic Designer | Founder of Rumah Blog Indonesia | www.rumahblogindonesia.web.id I www.irda.web.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Efek Kontaminasi Sinetron atau FTV terhadap Anak

5 Desember 2012   10:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:09 2135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13547140521463779672

[caption id="attachment_227735" align="aligncenter" width="576" caption="Ilustrasi/Admin (KAMPRET/Ajie Nugroho)"][/caption]

Kecaman terhadap sinetron “abal-abal” masih sering diutarakan oleh masyarakat, meski begitu, sinteron kejar tayang yang tidak memberikan manfaat itu masih saja beredar luas dan ditayangkan di jam-jam produktif. Kecaman-kecaman tersebut bukan hanya sekedar rasa ketidasukaan atau ketidakpahaman atas maksud sinteron yang disajikan “setengah matang” itu, namun dampaknya bagi perkembangan anaklah yang sangat dikhawatirkan.

Sebut saja namanya April, seorang anak SD yang berusia 8 tahun, memiliki hobi menonton sinetron atau FTV setiap hari. Bila channel TV diganti dengan acara lain, maka dia akan menangis histeris hingga ngambek. Bahkan makanan yang tersaji di hadapannya bisa dihabiskan dalam waktu satu jam lebih karena terlalu terpaku pada jalan cerita sinetron atau FTV.

Ibunya sudah sering melarang, namun karena kesibukan sebagai ibu rumah tangga membuatnya tidak bisa mengontrol secara cermat terhadap pengaruh sinetron tersebut. Pada dasarnya cerita atau adegan yang disuguhkan bukanlah kapasitas tontonan yang layak dikonsumsi oleh anak-anak, meskipun begitu orang dewasa pun banyak yang menyukai jalan cerita “aneh” dari sinteron atau FTV ini.

Suatu ketika, saat saya sedang berada di dalam kamar, April datang, menutup pintu dan menghampiri saya. “Tinggal kita berdua yang ada di kamar ini, April pengen mencium mbak” begitu ucapnya seraya menggapai tubuh dan ingin mencium bibir saya.

Astagfirullah, bergidik bulu roma saya. Adegan tidak pantas ini dilakukan oleh seorang anak kecil dan adegan ini dilakukannya persis seperti adegan-adegan sinetron atau FTV yang ditontonnya. Suatu sikap yang sangat tidak normal dari seorang anak kecil. Lagipula, saya ini masih normal, saya bukan seorang lesbian dan saya bukan seorang feodophilia. Segera saya menepis tangannya dan menjauhkan diri dari April.

Saya masih tidak percaya dengan apa yang saya alami bersama seorang anak perempuan berusia 8 tahun yang sudah terkontaminasi berat adegan tidak pantas sinteron atau FTV. Efek yang sangat mengerikan bagi perkembangannya ini mungkin yang menjadi dasar dari adanya kasus-kasus pencabulan yang dilakukan oleh anak-anak dibawah umur.

Saya dan ibunya April memberitahukan tentang ketidakpantasan dari cerita atau adegan-adegan yang ditayangkan di sinetron atau FTV. Sejak saat itu, ibunya lebih sering mengawasi April saat menonton TV. Meskipun April sering kali marah atau ngambek karena tidak boleh menonton acara kesukaannya, tapi ibunya tetap tegas untuk mengganti channel atau langsung mematikan TV agar April tidak bisa menonton.

Lain waktu, saya memergoki April sedang menggunakan lipstik. Kejadian ini bukan hanya sekali, namun akhir-akhir ini sering sekali terjadi. Dengan sabar saya terangkan tentang dampak menggunakan lipstik bagi anak seusia dia, bahan-bahan kosmetik seperti itu memang belum pantas digunakan oleh anak-anak. Meskipun dia juga ngambek tapi dia menuruti permintaan saya untuk tidak menggunakan lipstik lagi.

Mungkin di depan saya atau ibunya dia tidak menggunakan lipstik lagi, tapi saya yakin dibelakang kami dia masih sering menggunakannya, dan hal ini yang harus kami benahi agar perkembangan kepribadiannya tidak salah arah. Menggunakan lipstik orang dewasa hanyalah awal, tapi seterusnya mungkin dia akan menggunakan barang-barang orang dewasa lainnya secara sembunyi-sembunyi.

Pola bicaranya juga sangat berbeda, benar-benar melakukan plagiat terhadap cara bicara aktor dan aktris di sinetron atau FTV. Bawelnya anak-anak adalah wajar, namun bila bawelnya terdengar terlalu aneh dengan istilah-istilah yang tidak wajar, itu namanya terkontaminasi akut akan sinetron atau FTV bagi anak.

Meskipun saya belum berpengalaman sebagai orang tua, namun sebagai orang dewasa yang nantinya (Insya Allah) akan menjadi seorang ibu juga, saya pribadi telah mengalami dan mengetahui bagaimana dampak dari sinetron atau FTV bagi perkembangan anak. Peran serta dari orang tua atau pun orang dewasa yang berada di sekitar anak-anak adalah sangat kritis dimana kita semua harus saling mengingatkan untuk menyelamatkan anak-anak dari efek sinetron atau FTV yang tidak mengandung nilai-nilai pendidikan sama sekali.

Semoga saja pihak terkait segera sadar dan mengganti acara tidak bermanfaat tersebut dengan acara yang lebih bermanfaat dan mengandung nilai-nilai pendidikan. Semoga….

051212

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun