Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan tema “Bhaktiku Negeri” diselenggarakan oleh kelompok 94 gelombang 10. Kelompok ini beranggotakan lima mahasiswa, yaitu Mu’afa Amrullah, Ahmad Taufik, Irbah Rahmadiani, Zikriah, Zalfa Aqilah Al Huda. Mereka dibimbing oleh Dosen pembimbing Ibu I’anatut Thoifah, S.Pd.I., M.Pd.I.Kegiatan berlangsung selama satu bulan.
Kegiatan utama dilaksanakan pada 22 Oktober 2022 di SMP Muhammadiyah 1 Malang (SMP Muhasa), Jl. Brigjend Slamet Riadi No.134, Oro-oro Dowo, Kec. Klojen, Kota Malang
“Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan sampah organik menjadi cairan pembersih serbaguna bernama Eco Enzyme. Tidak hanya itu, Eco Enzyme ini bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik, pengusir hama, dan melestarikan lingkungan sekitar,” ujar Mu’afa selaku ketua kelompok PMM.
Mu’afa juga menjelaskan tentang bahaya sampah organik yang tidak diolah dan dibiarkan tertimbun begitu saja. Sampah tersebut bisa menghasilkan zat metan dengan skala besar dan berbahaya jika tertumpuk di TPA dengan jumlah yang banyak setiap harinya. Sehingga perlu adanya aksi pengelolaan sampah organik menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Sebanyak 128 siswa SMP Muhammadiyah 1 Malang diajak membuat cairan serba guna berbahan Sampah organik dari kulit buah buahan dan sayuran, Sabtu (22/10/2022).
Kegiatan ini diadakan di lapangan sekolah dengan di dampingi oleh Wali Kelas serta Mahasiswa PMM kelompok 94.
Sebelumnya para siswa diminta untuk membawa Buah dan Sayur-sayuran, Setelah Buah dan Sayur sayuran di kumpulkan berdasarkan kelas nya masing masing.
Siswa di minta untuk berkumpul berdasarkan kelas dengan bermacam macam buah dan sayuran yang tadi nya mereka bawa dari rumah.
Kemudian mereka potong kulit dari buah dan sayuran dalam ukuran yang kecil kemudian diberi air dan molase setelah itu dicampur menjadi satu.
Mengapa harus Menggunakan Molase? Karena tanpa Molase Fermentasi akan gagal dan tidak menjadi Eco Enzyme. setelah seluruh komposisi tercampur dan di aduk rata kemudian Komposisi Eco Enzyme di masukkan ke dalam botol ukuran 1,5 Liter. perbandingan 1:3:10.
Proses pembuatan tadi akan di simpan dalam suhu ruangan selama 3 bulan sampai 6 bulan baru bisa menjadi Eco Enzyme dengan syarat tidak menutup rapat agar dapat menjaga kestabilan suhu udara yang ada di dalam botol.
Ibu Yanur Setyaningrum, M.Pd, selaku kepala SMP Muhasa sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ia berharap bahwa siswa dapat mengimplementasikan ilmu yang diajarkan oleh para mahasiswa sehingga SMP Muhasa layak menjadi sekolah ramah lingkungan.
“Kami berharap kegiatan ini terus berlanjut, dan terus memberikan kebermanfaatan,” terang Yanur Setyaningrum M.Pd.
