Mohon tunggu...
IraWidya Zahara
IraWidya Zahara Mohon Tunggu... -

Nutrisionist | Author | Blogger | Reporter

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Inilah Tanggung Jawab Blogger untuk Masa Depan Bangsa

10 November 2017   06:22 Diperbarui: 10 Agustus 2019   13:50 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sekarang, ini menjadi tanggung jawab anda semua! karena saya sudah menyampaikan ini kepada anda. Jadi sekarang, ini menjadi tugas anda semua untuk menyampaikan kepada yang lain".

Seketika saya tertohok mendengar kalimat tersebut. Kalimat yang ditegaskan oleh dr Damayanti disampaikan di ujung pemaparannya mengenai pentingnya 1000 Hari pertama kehidupan.  Saya yakin 19 peserta blogger lainnya juga merasakan hal yang sama. Betapa tidak, dr Damayanti menjelaskan bahwa dampak malnutrisi ketika bayi bersifat permanen, sehingga perlu dilakukan pencegahan pada 1000 hari pertama kehidupan. 

Jika masyarakat tidak mengetahui pentingnya memenuhi zat gizi pada 1000 hari pertama kehidupan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, Hal ini akan berdampak pada masa depan bangsa. Hal itulah yang menyadarkan saya bahwa saya sebagai seseorang yang memiliki kemampuan untuk menulis dan berkecimpung di media massa memiliki tanggung jawab yang cukup besar untuk masa depan bangsa ini. Dengan menyampaikan informasi yang tepat dan berguna untuk memberi paparan edukasi kepada masyarakat melalui blog.

Kalimat itulah juga yang membuat saya akhirnya tidak menyesal akan pilihan yang telah saya buat. Tidak mudah bagi saya hingga akhirnya memutuskan untuk mengikuti akademi ini. Pasalnya, sebelum mendapat pengumuman dari kompasiana bahwa saya terpilih menjadi salah satu peserta danone blogger academy, saya mendapat panggilan untuk melakukan jobinterview di salah satu media pangan Indonesia, pada tanggal yang sama dengan kegiatan akademi menulis ini. Sebagai job seeker, hal ini tentunya membuat saya bimbang karena saya harus memilih diantara dua pilihan tersebut. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti akademi ini dan melepas panggilan job interview .

Dalam akademi ini, saya bertemu dengan orang-orang hebat. Para peserta lain yang mungkin saya menyebutnya sebagai blogger yang sesungguhnya. Sedangkan saya masih newbie, baru hanya 6 bulan saya membuat blog pribadi dan mulai menulis rutin. Para peserta lainnya adalah blogger yang sudah bertahun-tahun menulis, sudah memenangkan berbagai blog competition.Kebanyakan sudah menggunakan akun berbayar dan mereka sudah saling mengenal satu sama lain. 

Saya masih menggunakan akun gratis dan tidak seorang pun saya kenal disana. I am really nothing. Sepanjang hari saya selalu terpesona oleh peserta lain setelah mulai berkenalan dan berinteraksi. Hal ini tidak membuat saya menjadi minder atau apapun, justru membuat saya semakin bersemangat untuk dapat berkarya seperti teman-teman yang lainnya.

Peserta Danone Blogger Academy di hari kedua, Sabtu (4/11).
Peserta Danone Blogger Academy di hari kedua, Sabtu (4/11).
Akademi ini mengajarkan saya banyak hal, salah satunya adalah saya sebagai peserta termuda saya melihat bahwa usia bukanlah alasan untuk berhenti belajar dan berkarya. Banyak blogger lain yang sudah menikah, sudah memiliki anak, dan juga memiliki pekerjaan masih bisa terus berkarya. Maka seharusnya, tidak ada alasan bagi saya seorang fresh graduate, belum menikah dan belum mempunyai anak, untuk tidak menulis. 

Sebelumnya saya belum bisa menulis secara rutin, tetapi melihat teman teman blogger yang lain dengan kesibukannya masing-masing membuat saya semakin semangat, jika mereka yang memiliki lebih banyak kesibukan saja bisa, mengapa saya tidak? Selain materi yang diberikan, beberapa paragraf diatas menggambarkan apa yang saya dapatkan dihari pertama Danone Blogger Academy.

Hari kedua, saya berangkat dengan penuh semangat dan  rasa penasaran ilmu apalagi yang akan saya dapatkan hari ini. Pada hari pertama kami mendapat materi seputar teknik menulis dari CEO Kompasiana, Iskandar Zulkarnaen dan juga Pepy Nugraha sebagai mentor kami selama akademi menulis, hari kedua kami mendapat materi yang tidak kalah hebat, yaitu Fotografi oleh Yunaidi Joepoet, fotografer muda yang sebelumnya tengah bekerja sebagai editor di National Geographic. 

Materi ini sangat menarik, karena beliau mengajarkan kami bagaimana bertutur lewat gambar, beliau menyebutnya tutur visual. Sesi ini menjadi sangat menarik ketika pembicara mengajak para peserta untuk mempraktikan langsung materi yang telah di dapatkan. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi kami, karena untuk menarik perhatian pembaca, memperindah tulisan, dan mempertajam hal yang ingin disampaikan, diperlukan gambar yang tepat.

Materi yang tidak kalah penting di hari kedua adalah ketahanan pangan oleh Prof. Rindit Pambayun dan status hidrasi oleh Dr. Dr. Inge Permadhi, MS, SpGK. Materi yang disampaikan sangat menarik, karena membahas terkait isu isu yang berada di masyarakat, yang hingga saat ini saya yakin sebagian besar masyarakat tidak mengetahuinya, sebagai contoh bahaya minyak goreng digunakan berulang kali, pentingnya menyimpan minyak dalam keadaan tertutup, cara mencuci beras yang benar agar tidak mengurangi zat gizi, bagaimana pengolahan telur yang baik bagi kesehatan, dan pentingnya minum 8 gelas air sehari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun