Tentu saja berharap tidak salah. Menjadi masalah ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan, diikuti dengan penolakan. Â Dalam beberapa kasus, ada anak laki yang didandani seperti anak perempuan, karena orangtuanya mengharapkan ia terlahir perempuan. Sebaliknya, ada anak perempuan yang diperlakukan seperti anak laki, karena ia diharapkan terlahir sebagai anak laki. Â Di lain kasus, anak yang dinanti menjadi begitu dijaga bak barang pecah belah, yang dilindungi dengan plastik gelembung, mengakibatkan kerapuhan si anak dalam menghadapi kerasnya kehidupan kelak.
Menerima keberadaan setiap anak dengan kesadaran bahwa mereka membawa pesan tersendiri buat setiap orangtua, dapat menjadi awal yang baik dalam proses mengasuh setulus hati.
Sekalipun tidak menerapkan untuk kehidupan pribadi. Ketika dihadapkan dengan pertanyaan: Kamu mau punya anak laki atau perempuan? Saya selalu menjawab, siapa yang dipercayakan Tuhan untuk menjadi anak saya, baik laki atau perempuan, saya terima dengan penuh sukacita, mengupayakan yang terbaik yang saya bisa untuk mencintai, mengasuh, mendidik, dan menjaga mereka sekuat tenaga. Menyerahkan semua proses perjalanan kami sebagai ibu dan anak ke dalam tangan DIA yang berkuasa atas nafas kami. Karena, itu kepercayaan seumur hidup yang diberikanNya pada saya. Sebagai ibu.