Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rembulan Setia (Seri Sajak Langit #22)

6 Desember 2022   22:58 Diperbarui: 6 Desember 2022   23:04 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Seri sajak langit #22

Puisi : Rembulan Setia

Tak bisa dijelaskan. Tak ada Teori. Cinta itu terserah caramu. Tanggapanmu. Tapi cinta punya cara sendiri.

Baca juga: Romansa Desember

Tengoklah langit. Rembulan Setia pada bumi. Setia terus mengikuti. Berkeliling membentuk rotasi. Pasang surut rupa, tapi kembali, dalam kilas waktu yang sama.

Ada apa? Sain akan menjawabnya. Itulah Rembulan setia. Jika aku bumi, kau rembulannya. Tapi jika kau bumi, akulah yang jadi rembulannya.

Fix no debat. Fix no ribet. Jalani saja setapak demi setapak. Cinta memang ada pasang surut. Tapi cinta punya cara untuk setia.

Ini kita. Takdir yang direstui Semesta. Ragu hanya akan membuang waktu percuma. Saling butuh, saling melengkapi. Saling isi, saling membahagiakan. 

Coba renungkan. Nikmat apa yang akan didustakan. Rembulan setia tanpa tipu daya. Cinta tumbuh tanpa dusta. 

Malang, 6 Desember 2022

Ditulis oleh Eko Irawan 

Untuk Seri Sajak Langit #22

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun