Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Paradoks Jodoh (Puisi Asmaraloka #20)

22 September 2022   06:20 Diperbarui: 22 September 2022   06:47 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jodoh itu takdir. Tercatat dari awal hingga akhir. Manusia tak kuasa Mangkir.  Hanya mampu usaha, selebihnya Kuasa Sang Maha Takdir.


Jika dua manusia ditakdirkan. Dari manapun, pasti dipertemukan. Penuh keajaiban. Sekalipun berbeda, tetap disatukan.


Wanita dan pria memang beda. Seperti mars dan Venus berada. Paradoks jodoh dalam misteri manusia. Menyatu berdua dalam cinta.


Kontradiktif tapi jalan bersama. Berbeda tetap satu jua. Ada yang abadi, ada yang harus diakhiri. Bisakah bertahan, jika takdir bicara. Semua ada dalam skenario Illahi.


Saat takdir berakhir, bertahan hanya memunculkan sengsara penuh duka. Tak kuasa melawan, tiada daya bertahan.


Lembar baru dalam pilihan. Bahagia musnah dalam pertikaian. Tak perlu drama, jika jodoh telah diujung akhir perpisahan. Jika sakit, kenapa memelihara penderitaan.


Paradoks jodoh penuh misteri. Jagalah dengan hati. Ada yang bahagia abadi. Ada yang tamat dan mati.

Malang, 22 September 2022
Ditulis oleh Eko Irawan
Untuk Seri Sajak Asmaraloka 20

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun