Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Minum dari Gelas Pecah (Seri Hari Hari Puisiku #54)

2 Agustus 2022   12:19 Diperbarui: 2 Agustus 2022   12:24 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa kembali, pergi saja. Aku sudah dihinakan. Diduakan. Warasku bilang, pasti ada rencana busuk. 

Dulu apa, sekarang bagaimana. Barang sudah dibuang, pantang diambil lagi. Ini perasaan. Bukan mainan. Sekali terluka, tak pantas balik arah.

Sudah kau banting gelas minummu. Pecah dan tajam. Apa masih bisa buat minum? Jika sekarang sengsara. Itu wajar. Karena minum dari gelas pecah.

Semakin lama, semakin tersiksa. Barang tak cocok, isinya hanya sengketa. Kenapa diterus teruskan, sudah terbukti merana. Dendammu sudah dikabulkan. Tapi jadi bumerang yang menendang.

Aku menghargaimu. Tapi engkau membuangku. Sesalmu tiada guna. Kembalimu malah jadi bencana. Cinta ternoda, sulit sembuh, kecuali aku gila.

Malang, 2 Agustus 2022

Ditulis oleh : Eko Irawan 

Untuk Seri Hari Hari Puisiku #54

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun