Mohon tunggu...
Irawan Abae
Irawan Abae Mohon Tunggu... Founder Wadah Ekonomi media riset dan kajian ekonomi

kita hanya butuh beberapa kata untuk menyusunnya menjadi kalimat, dengan segenap tinta untuk menyusunnya menjadi sebuah cerita pendek. hanya butuh kata-kata untuk menjelaskan pada semesta bahwa kita butuh pena untuk mengungkapkan rasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Filosofis Statistika Dalam Ekonomi

12 April 2025   21:02 Diperbarui: 13 April 2025   06:17 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tulisan, Sumber: Irawan Abae

Dalam dunia yang semakin kompleks dan saling terhubung, statistik telah menjadi bahasa yang tak terelakkan dalam memahami realitas ekonomi. Setiap angka inflasi, indeks pertumbuhan, atau tingkat pengangguran bukan sekadar deretan data ia membawa narasi, asumsi, bahkan ideologi.

Di balik grafik dan tabel, tersembunyi pertanyaan-pertanyaan mendalam, apakah angka-angka itu benar-benar mencerminkan kenyataan? Apakah manusia dan pilihan ekonominya bisa direduksi menjadi pola-pola matematis yang dapat diprediksi?

Statistika dalam ekonomi bukan hanya alat teknis, tapi juga sarana kontemplatif. Ia berangkat dari kepercayaan bahwa masa depan dapat ditebak dari masa lalu, bahwa kompleksitas perilaku manusia dapat dikalkulasi, dan bahwa ketidakpastian bisa dikurung dalam batas probabilitas.

Namun, sejauh mana asumsi-asumsi ini dapat diterima? Apakah statistik memperjelas realitas ekonomi, atau justru menyederhanakannya secara berlebihan?

Melalui pendekatan filosofis terhadap statistika dalam ekonomi, tulisan ini ingin mengajak kita untuk menelusuri dimensi epistemologis, ontologis, hingga etis dari penggunaan statistik.

Dengan begitu, kita tidak hanya memahami bagaimana statistik digunakan, tetapi juga mengapa kita mempercayainya dan apa konsekuensinya.

Pada suatu malam di tahun 1906, seorang ahli statistik Inggris bernama Francis Galton menghadiri sebuah pameran ternak di pedesaan. Di sana, ia melihat sebuah kontes aneh, ratusan orang mencoba menebak berat seekor sapi setelah dipotong dan dibersihkan.

Galton, yang percaya pada keunggulan pengetahuan para ahli, memutuskan untuk menguji "kebodohan massa." Ia mengumpulkan semua tebakan, menghitung rata-ratanya, dan dalam kejutan yang luar biasa hasil rata-rata tersebut hanya terpaut satu pon dari berat sebenarnya sapi itu.

Kisah ini, yang kemudian menjadi fondasi dari konsep "kebijaksanaan kerumunan" (wisdom of the crowd), menunjukkan kekuatan statistik dalam menyingkap kebenaran tersembunyi di balik keragaman individu.

Namun, seiring waktu, muncul pertanyaan filosofis yang jauh lebih dalam, "apakah angka-angka statistik benar-benar mampu menangkap realitas manusia, atau hanya menciptakan ilusi keteraturan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun