Mohon tunggu...
Ira Shofa
Ira Shofa Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar sepanjang masa, dari setiap kehidupan ingin ku coba tulis dan ku abadikan agar kelak menjadi kotak memori yang abadi.

Pekalongan Majoring in Faculty of Psychology Diponegoro University '17

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan di Tengah Covid-19: Fondasi Utamanya adalah Pengasuhan yang Baik

6 Agustus 2020   13:41 Diperbarui: 6 Agustus 2020   13:37 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan sosialisasi program (sumber: galeri penulis)

Doro, Pekalongan (27/07/2020), akibat dari adanya pandemi COVID-19 merambah ke segala aspek kehidupan termasuk pendidikan. Kegiatan belajar mengajar semula dilaksanakan secara luring (luar jaringan), kini beralih menjadi daring (dalam jaringan). Kegiatan belajar mengajar yang semula berbasiskan teacher centered learning (TCL) turut mengalami perubahan menjadi student centered learning (SCL). Hal ini dimaksudkan agar peserta didik mampu melakukan pembelajaran secara mandiri walaupun tidak bersama-sama dengan guru di sekolah.

Dalam dunia pendidikan, teknologi digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Pembelajaran di abad 21 ini harus mampu mempersiapkan peserta didik yang menyongsong akan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam aspek kehidupan bermasyarakat. Prinsip pembelajaran dalam abad 21 mengutamakan instruksi student centered learning (SCL), pembelajaran kolaboratif, konteks pembelajaran, serta keharusan sekolah yang terintegrasi dalam lingkungan sosial (Syahputra, 2018).

Untuk mampu mengembangkan pembelajaran di abad 21, maka diperlukan hal-hal penting yang harus diperhatikan, yakni tugas guru yang berperan sebagai perencana pembelajaran, unsur berpikir tingkat tinggi yang menjadi bagian dalam pembelajaran, penerapan pola pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi, serta adanya integrasi teknologi.

Dilansir dari Radar Bali, terkait dengan adanya kondisi ini menyebabkan perubahan kebijakan didunia pendidikan hingga pengubahan metode pembelajaran. Upaya yang dapat dilakukan agar pembelajaran dapat terus berlangsung adalah dengan menggunakan model belajar yang memanfaatkan jaringan. Selain itu, CNN Indonesia (16/04/2020) juga mengabarkan bahwa dari adanya pembelajaran online ditengah pandemi ini seolah menggambarkan ketidaksiapan sistem pendidikan untuk beralih menjadi berbasis daring karena penggambaran dunia pendidikan Indonesia masih bergantung pada model teacher centered learning (TCL). 

Dari asesmen awal yang dilakukan (07/07/2020) menunjukkan adannya beberapa hal ketidaksiapan baik orang tua, guru, serta peserta didik dalam menghadapi pembelajaran online ini. Banyak dari orang tua yang mengeluhkan kurang mampu memahami bagaimana cara memotivasi anak agar mau belajar dan ketidaktahuan orang tua mengenai bagaimana perlakuan anak yang baik serta dampak-dampaknya terhadap anak.

Permasalahan ini terus terjadi secara berulang dalam keluarga dan menyebabkan munculnya stres dalam hubungan antara orang tua dengan anak. Dari gambaran permasalahan tersebut maka dapat diambil solusi dengan memberikan psikoedukasi kepada masyarakat baik keluarga maupun lingkungan (sekolah dan masyarakat) terkait dengan pentingnya pengasuhan positif dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa pengasuhan positif?

Pengasuan positif menurut Kemendikbud berarti pengasuhan yang berdasarkan kasih sayang, saling menghargai, membangun hubungan yang hangat antara anak dan orang tua.

Penerapan pengasuhan ini akan saling membangun dengan mengedepankan penghargaan, pemenuhan, dan perlindungan hak anak, serta mengutamakan kepentingan terbaik anak.

Tujuan dari pengasuhan positif ini adalah 1) Untuk meningkatkan kualitas relasi hubungan antara orang tua dengan anak, 2) Optimalisasi tumbuh kembang anak, serta 3) Mencegah terjadinya perilaku menyimpang pada anak.

Karena kita berbicara dalam ranah pendidikan, maka mari kita lihat apakah yang terjadi jika selama ini pola pengasuhan yang diterapkan dalam keluarga adalah pola pengasuhan yang disfungsional? Jawabannya adalah hal ini akan menurunkan minat anak dalam belajar, menurunkan motivasi dan kemudian berakibat pada menurunnya prestasi yang dimiliki anak. Sehingga dalam upaya meningkatkan pembelajaran dari rumah serta meningkatan kualitas relasi orang tua dengan anak, maka pengasuhan positif dijadikan sebagai basis dasar dari penyusunan dua program yang akan dilaksanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun