Mohon tunggu...
Ira Pranoto
Ira Pranoto Mohon Tunggu... Guru - Ibu Rumah Tangga

Menebar kebaikan lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerita Rakyat | Teluk Awur 2

18 Mei 2021   12:52 Diperbarui: 18 Mei 2021   13:13 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Teluk Awur. (Dok. Pribadi)

"Bagaimana, Wong Ayu? Seliramu  saguh to dadi prameswariku?"

"Saya bersedia menjadi permaisuri njenengan, Paduka."

"Itu sudah seharusnya, Wong Ayu." Raja Jaka Wangsa tertawa puasa.

"Tapi, Paduka harus memenuhi syarat yang saya ajukan."

"Ayo katakan saja syaratnya!"

"Paduka harus mencari kijing* yang menari. Paduka harus mencari sendiri kijing menari itu. Saat mencari kijing Paduka harus berpakaian seperti nelayan dengan membawa kepis* yang diselempangkan di pundak. Tak boleh ada seorang pun yang tahu penyamaran Paduka."

"Oke, besok saya akan melaksanakan persyaratan yang kau ajukan. Tunggu aku, Wong Ayu. Sebentar lagi engkau akan hidup bahagia dengan saya."

"Inggih Paduka." Rara Kuning tersenyum penuh arti.

Hari berikutnya, Raja Jaka Wangsa benar-benar melaksanakan persyaratan yang diajukan pujaan hatinya. Dengan senyum kemenangan dia berangkat tengah malam dengan diam-diam. Keinginannya yang menggebu untuk memperistri Rara Kuning benar-benar telah menguasai akal sehatnya. Tanpa curiga sedikit pun sang raja keluar istana dengan hati berbunga karena keinginannya memperistri Rara Kuning hanya tinggal satu langkah.

Sementara itu di istana, tampak sesosok laki-laki masuki tempat peristirahatan Raja Jaka Wangsa. Lelaki itu menghabiskan malam di tilam empuk sang raja tanpa diketahui para prajurit yang berjaga di istana. Malam itu, Rara Kuning dan Syekh Abdul Aziz sudah memulai aksinya untuk memperdaya sang raja.

Keesokan harinya, di singgasana duduk dengan gagah Raja Jaka Wangsa yang mengenakan pakaian kebesaran. Pakaian yang biasa dikenakan saat akan menyampaikan kejadian penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun