Madrasah Ibtidaiyah itu terdengar ramai. Siswa-siswi yang bersekolah di sana sedang istirahat. Siang yang cukup panas sesekali ditingkahi angin yang membawa debu, tak menyurutkan keceriaan mereka bermain.
Di halaman, terlihat beberapa anak bermain lompat tali dan engklek. Anak yang lain hanya duduk-duduk di bangku sambil ngobrol. Di teras terlihat dua anak laki-laki duduk di lantai sedang bermain dakon. Tak jauh dari mereka, duduk lima anak perempuan yang asyik bermain bekelan. Sesekali mereka tertawa, kadang terdengar pertengkaran kecil karena ada diantara mereka yang bermain curang.
Bel tanda masuk berbunyi. Anak-anak itu memasuki kelas masing-masing. Hanif dan Fais memasuki kelasnya. Sejak kelas satu sampai sekarang duduk di kelas enam, mereka selalu duduk sebangku.
"Assalamualaikum, selamat siang anak-anak." Bu Wahyu wali kelas enam telah hadir.
"Wa'alaikumus salam warohmatullohi wabarokaatuh. Siang, Bu."
"Sebelum memulai pelajaran, ibu akan menyampaikan pengumuman." Ibu guru yang berkacamata itu meletakkan buku di meja.
"Besok hari Ahad, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, kelas kita akan mengikuti kegiatan di Kampung Bahari Tambaklorok."
"Yee ...." Anak-anak itu serempak berteriak gembira.
"Berarti kita tidak upacara di sekolah, Bu?" tanya siswi yang duduk di bangku depan.
"Iya. Nanti kita mengikuti upacara Hari Sumpah Pemuda di sana. Lantas mengikuti kegiatan yang akan diadakan."
"Kegiatan apa, Bu Wahyu?"