Mohon tunggu...
Iranti Mantasari
Iranti Mantasari Mohon Tunggu... -

A muslimah, book lover, media observer, political Islam enthusiast, learner, and someone who wish to enlighten the world through her writings.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sesat Langkah Pembakaran Ar-Rayah

27 Oktober 2018   20:27 Diperbarui: 27 Oktober 2018   21:00 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tertutupnya hati karena kebencian dengan HTI telah menyebabkan mereka sesat langkah. Langkah yang mereka ambil ini tentu saja berdampak besar kepada umat. Bahkan tak menutup kemungkinan juga, apa yang saat ini terjadi malah memuaskan musuh-musuh Allah, yang selama ini kerap meniupkan angin busuk perpecahan dan jurang pemisah di antara umat Muhammad. Mereka seakan-akan mengambil umpan yang telah disodorkan oleh pembenci Islam kemudian merasa kenyang dan bahagia karenanya.

Sungguh bagi siapapun yang terdapat sedikit saja biji keimanan dalam hati mereka akan tergerak untuk menolak pembakaran ar Rayah ini. Bagaimana tidak? Ar Rayah merupakan simbol persatuan umat atas dasar aqidah Islam yang sudah lelah dipisah dengan berbagai jurang perbedaan. Lantas mengapa mereka nampaknya geram dengan upaya persatuan ini? Hal ini sepatutnya menjadi tamparan keras bagi para pelaku pembakaran ar Rayah ini. Perayaan Hari Santri Nasional yang menjadi latar dilakukannya pembakaran pun telah ternodai dengan kebencian buta. Padahal merupakan sebuah fakta bahwa tidak sedikit santri yang begitu bangga mengibarkan bendera ini di banyak kesempatan. Tak bisakah mereka melihat sinyal apa yang ada di balik semua ini?

Semoga sesat langkah yang mereka lakoni ini, tidak menyebabkan mereka tersesat saat di Yaumil Akhir kelak, karena telah menghanguskan satu-satunya tiket menuju kehidupan dan kebahagiaan hakiki memandang wajah Allah ta'ala. Wallahu a'lam bishshawwab.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun