Mohon tunggu...
Ira Lathief
Ira Lathief Mohon Tunggu... Penulis - A Friend for Everybody, A Story Teller by Heart

Blogger、Author of 17 books、Creativepreneur, Founder @wisatakreatifjakarta @festivalkebhinekaan Personal Blog :www.iralennon.blogspot.com. IG @creative_traveler

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pelajaran dari Film Two Popes, Sisi Lain Humanis dari Sang Paus

10 April 2020   12:30 Diperbarui: 10 April 2020   13:41 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUMBER: rateyourmusic.com

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan nonton film "The Two Popes", film produksi Netflix yang belakangan ramai dibahas netizen dan juga masuk dalam beberapa nominasi Piala Oscar.  Film yang dibintangi Anthony Hopkins dan Jonathan Pryce ini  terinspirasi dari kisah persahabatan dua orang Paus/Pemimpin Tertinggi Umat Katolik yaitu Paus Benedict asal Jerman yang konservatif dan penerusnya Paus Fransiskus asal Argentina yang progresif. 

Film ini membuka wawasan saya tentang seperti apa pemilihan seorang Paus dlakukan. Tapi film ini bukan tentang Agama,  tapi tentang sisi kemanusiaan dan humanis dari seorang pemuka agama. Banyak adegan dan dialog dalam film ini juga menyentuh hati dan membuat merenung. 

Seperti saat Paus Benedictus mengaku bahwa sekian lama ia merasa kehampaan dan tak merasakan kehadiran Tuhan.  Dan ia menyadari sekian lama dirimya lupa untuk menikmati hal hal kecil dalam hidup sebagai bentuk karunia Tuhan. 

Paus Benedictus pun akhirmya memilih mengundurkan diri ,sesuatu yang sangat jarang terjadi dalam sejarah kepausan. Karena biasanya jabatan sorang Paus akan berhenti jika ia mangkat/meninggal. Terakhir kali ada Paus mengundurkan diri terjadi 700 tahun lalu.

Film ini juga membuka mata saya bahwa seorang Paus yang agung adalah manusia biasa juga, dimana bisa merasakan kesepian, kegalauan batin dan bahkan juga mengalami pergulatan iman. Adegan adegan yang menunjukkan kedua Paus bergembira saat menyanyi,  menonton bola, berdansa tango bahkan saat makan pizza bareng, menunjukkan sisi seorang Paus yang tak ada bedanya dengan orang kebanyakan.        

Film ini juga terasa spesial bagi saya karena saya tak merasa asing dengan lokasi lokasi dalam film ini yang bersetting di Vatikan (Italia) dan Basilika Santo Petrus tempat Paus tinggal.  

Di bulan Januari lalu, saya berkesempatan mengunjungi Vatikan yang merupakan negara terkecil di dunia ini, dan masih segar dalam ingatan betapa megahnya Basilika Santo Petrus, yang tiap hari bisa dikunjungi puluhan ribu turis. Namun saat wabah corona,  Vatikan saat ini benar benar hening seperti kota mati.                                                

SUMBER: DOKUMENTASI PRIBADI
SUMBER: DOKUMENTASI PRIBADI
SUMBER: DOKUMENTASI PRIBADI
SUMBER: DOKUMENTASI PRIBADI
Saya menyaksikan film Two Popes ini di acara Nobar yang diadakan oleh Kineclub GKA di Salemba bulan Februari lalu.  Setelah pemutaran film diikuti sesi diskusi dengan narasumber yaitu Calon Pastor /Frater Aldo yang juga kawan baru saya dan seorang lagi seorang Pendeta Protestan.  

Sesi diskusi juga membuat wawasan saya terbuka tentang dinamika umat katolik dan protestan di dunia dan indonesia, yang banyak juga diwarnai oleh keberadaan kaum konservatif dan puritan yang sering membidat/bid'ah kan golongan yang berbeda walaupun masih sesama penganut agama yang sama.                                   

SUMBER: DOKUMENTASI PRIBADI
SUMBER: DOKUMENTASI PRIBADI
Kirain cuma di komunitas muslim aja yang ada orang orang yg suka mem-bid'ah bid"ah kan golongan yang berbeda.. Ternyata di tiap  agama pun ada...  Hehehe...

Di ajang Oscar 2020 kemarin, Two Popes mendapat 3 nominasi utk Aktor Terbaik (Jonathan Pryce), Aktor pendukung Terbaik (Anthony Hopkins)  dan skenario terbaik.  

Btw, saya kasi rating film ini 4 dari 5 bintang. Dan ini salah satu film yang perlu ditonton tahun ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun