Mohon tunggu...
Ira Lathief
Ira Lathief Mohon Tunggu... Penulis - A Friend for Everybody, A Story Teller by Heart

Blogger、Author of 17 books、Creativepreneur, Founder @wisatakreatifjakarta @festivalkebhinekaan Personal Blog :www.iralennon.blogspot.com. IG @creative_traveler

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Pertarungan Hidup, Cinta, dan Pelajaran Berharga dari Film "For Sama"

24 November 2019   03:11 Diperbarui: 26 November 2019   09:26 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: forsamafilm.com (Credit: For Sama)

Minggu lalu saya menonton film penutup di Tolerance Film Festival  2019 di IFI Jakarta berjudul "For Sama", sebuah film dari kisah nyata seorang Jurnalis perempuan dan keluarganya yang bertarung hidup dalam konflik perang di Suriah.  Film For Sama memenangkan anugrah Film Dokumenter Terbaik di Festival Film Cannes 2019 dan juga puluhan penghargaan internasional lainnya.

Film ini berhasil membuat saya merasa  sangat prihatin dengan  konflik yang terjadi di Suriah, tapi di lain sisi juga merasa bersyukur dengan nikmat hidup di negara Indonesia yang tentram dan damai.  Film ini terasa "nyambung" dengan serpihan fenomena sosial yang terjadi di sekitar saya、khususnya tentang keberadaan pengungsi perang yang ramai berdatangan di Jakarta.

For Sama menceritakan perjalanan Waad Al Khateab, seorang  jurnalis perempuan dan seorang ibu yang bertahan hidup bersama keluarga kecilnya dalam perang di Suriah.  Sama adalah nama putri dari Waad  Al Khateab,  lahir  tahun 2016  ketika konflik di Aleppo, Suriah semakin memanas. 

Waad memfilmkan hidupnya di kota Aleppo yang dikuasai pemberontak selama lima tahun, dengan tujuan sang anak suatu saat nanti bisa mengerti perjuangan seperti apa yang harus dilalui oleh orang tuanya untuk bertahan hidup dalam situasi perang.

Film ini mengikuti perjalanan Waad bersama sang suami , Hamza Al Khateab yang berprofesi sebagai Dokter, yang memilih tetap bertahan di Aleppo  demi alasan kemanusiaan dan juga kecintaan mereka terhadap tanah kelahiran. 

Sebagian besar lokasi film ini bertempat di Rumah Sakit tempat Hamza bekerja,  dimana ia juga adalah salah satu pendiri rumah sakit tersebut. 

Di saat makin banyak warga Aleppo mengungsi karena perang yang terus berkecamuk, Hamza dan Waad memutuskan tetap bertahan di Aleppo selama bertahun tahun, karena Hamza punya kecintaan dan tanggung jawab begitu besar terhadap profesinya sebagai Dokter. 

sumber gambar: forsamafilm.com
sumber gambar: forsamafilm.com
Selain menjadi Dokter,  Hamza juga menjadi kontributor lepas di televisi luar negri dalam melaporkan situasi Aleppo terkini. Bahkan Waad juga mempunyai channel youtube sendiri dan rutin mengupload kepingan kepingan video yang direkamnya tentang berbagai kejadian yang dilihatnya di Rumah Sakit. Terlihat sekali pasangan ini begitu kompak dan berdedikasi dalam upaya mengabarkan kepada dunia tentang apa yang terjadi di Aleppo.

Saat konflik perang Suriah memanas, tentu rumah sakit menjadi tempat yang luar biasa sibuk. Setiap hari Hamza menangani puluhan tindakan operasi para pasien korban tembakan, bom atau ledakan.  Dengan membawa sang putrinya yang masih bayi tiap hari ke rumah sakit, Waad memfilmkan berbagai peristiwa dan tragedi di rumah sakit. 

Genangan darah dan kematian di depan mata menjadi pemandangan biasa yang harus disaksikan oleh Waad dan sang putri setiap hari. Tapi juga banyak momen momen kehangatan dan kebersamaan di antara sesama para karyawan rumah sakit yang didokumentasikan Waad.   

Rumah sakit sudah seperti "rumah sendiri"  bagi Waad dan Sama, bahkan para dokter dan para perawat pun sudah menganggap Sama menjadi "idola kecil" dan bagian penting dari rumah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun