Mohon tunggu...
Rahmi Wati
Rahmi Wati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kedisiplinan sebagai Pondasi Awal Terbangunnya Pendidikan Karakter

30 Maret 2016   06:14 Diperbarui: 30 Maret 2016   07:22 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="belajarpsikologi.com"]

Oleh : Rahmi Wati

Lickona (1991), “Pendidikan Karakter secara psikologis harus mencakup dimensi penalaran berlandaskan moral (Moral Reasoning), perasaan berlandaskan moral (Moral Feeling), dan perilaku berasaskan moral (moral behavior). Tidak habis ketika berbicara Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan Karakter , terdapat beragam nilai-nilai karakter mulai dari nilai kejujuran, nilai peduli, nilai tanggung jawab, dan nilai-nilai lainnya.

Focus permasalahan kali ini yaitu nilai kedisiplinan. Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini disaat semuanya serba istan dan mudah didapat masyarakat seakan terlena dan menganggap segala sesuatu menjadi gampang dan tidak perlu bersusah payah. Hal ini sehingga membagun paradigma bahwa usaha dan waktu itu sangatlah tidak berharga toh semuanya dengan mudah bisa didapat.

Di Indonesia contoh kecil yang sangat dekat dengan kita yaitu ketika diberikan tugas oleh dosen saja kita menunggu besok untuk mengerjakannya. Hal ini membuktikan bahwa disiplin sendiri tidak ada dalam diri kita dan yang tertanam hanyalah “Kalau masih ada hari esok, ngapain dikerjain hari ini!”. Hampir..hampir kebanyakan dari kita yang seperti ini bukan??

Disiplin dalam realitas berpikirnya di Indonesia nilai ini yang bisa dibilang sangat rendah bagi kita. Saya rasa hal ini disebabkan oleh banyak factor dan salah satunya yang paling kuat yaitu pola asuh orang tua, “Orang tua di jepang memiliki banyak nilai positif dalam mendidik anak dan itu patut di contoh. Orang tua di jepang mengutamakan kedekatan dan kedisiplinan anak mulai dari mengucap syukur sebelum mulai makan, menggosok gigi sendiri, berangkat dan pulang sendiri”. Ungkap Vera Itabiliana Hadiwidjojo

Kalau bisa berkaca dari bangsa lain saya akan memilih Jepang. Jepang adalah bangsa yang dikenal disiplin, banyaknya aturan tetap ditaati baik itu berbicara kalangan anak-anak maupun dewasa. Contoh kecil, pernah ada yang bercerita ketika orang Jepang ada janji dengan seseorang, maka paling tidak sepuluh menit sebelum waktu yang disepakati dalam janjian itu sudah ada di tempat janjian. Kedisiplinan bangsa Jepang juga terlihat dalam budaya antri, mentaati peraturan lalu lintas, peraturan perusahaan, sekolah, dan peraturan lainnya. Contoh lain dalam hal-hal sepele, adalah dalam membuang sampah.

Saya rasa pembiasaan seperti ini tidaklah diterapkan di Indonesia,sehingga internalisasi nilai kedisiplinan justru menjadi tidak terarah. Saya pikir semua kalangan harus belajar disiplin karena ketimpangan ini terjadi di berbagai kalangan :

  • Anak-anak yang sering datang terlambat,malas membaca,malas belajar, dll
  • Remaja yang hedonis dan apatis, contohnya : lebih memilih kelayapan ketimbang berpikir mengeluarkan ide dan membuka forum diskusi.
  • Orang dewasa yang melalaikan tanggung jawab, contohnya : PNS yang melanggar komitmen kerjanya

Setelah panjang lebar membahas mengenai kedisiplinan rasanya saya sedikit paham bahwa selama ini ketimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan karakter yaitu kurangnya kedisiplinan yang berarti pengajaran atau pelatihan dalam diri.

Sebagaimana yang kita ketahui pendidikan karakter, menurut Lickona suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. Sedangkan menurut Suyanto pendidikan karakter adalah sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun  negara. Oleh karena itu setuju kiranya kita bahwa kedisiplinan adalah pondasi terbangunnya Pendidikan Karakter.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun