Mohon tunggu...
Rahmi Wati
Rahmi Wati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Cepat Melalui Permainan “Kandese”

27 April 2016   06:08 Diperbarui: 27 April 2016   07:51 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.keyword-suggestions.com [Kendese]

Oleh : Rahmi Wati

Kandese? Kedengarannya sedikit asing dan sangat aneh di dengar, bahasa mana itu? Dan bisa jadi pertanyaan besarnya apa itukandese? Bagi orang yang bukan berasal dari Sumbawa mendengar kata ini mungkin akan bertanya-tanya tentang makna dari kata kandese itu sendiri?

Kandese dalam bahasa Sumbawa berarti dimainkan,memainkan, permainan. Kandese juga bias dijadikan kata kiasan bagi orang yang diperlakukan oleh orang lain secara semena-mena, misalnya Wiwin ya kandese ling nya Fani artinya Si Wiwin diperlakukan semena-mena oleh si Fani. Tetapi perlu diketahui bahasa kias ini tidak masuk dalam bagian dalam permainan kandese, karena pada dasarnya kandese adalah permainan yang dilakukan secara santai oleh anak-anak perempuan di atas lantai sambil duduk bersimpuh (duduknya perempuan). Permainan kandese tidak berbatas waktu dalam memainkannya karena permainan ini bias dimainkan baik itu pagi, siang, maupun sore saat berkumpul bersama teman-teman.

Anak-anak Sumbawa memiliki kesempatan yang banyak untuk bermain. Apalagi wanita selepas membantu orang tua mencuci piring dan lain-lain, serta kebanyakan mereka tidak boleh bermain jauh dari rumah. Sehingga untuk mengatasi kebosanan atau sekedar mengisi waktu kosong salah satu permainan yang memungkinkan mereka akan selalu berada di rumah yaitu bermain kandese.

Keberadaan permainan kandese mungkin sudah seumuran dengan peradaban manusia, sejak manusia mengenal kehidupan menetap. (Aries : 2011)

Permainan kandese adalah suatu permainan yang dapat dilakukan oleh dua orang sampai enam orang atau bahkan lebih. Mereka berhadapan satu sama lain mengelilingi arena bermain. Umur pemain biasanya antara 5-12 tahun, walaupun mungkin saja ada yang berumur lebih dari itu masih gemar memainkannya. Adapun peralatan untuk melakukan permainan ini sederhana yaitu hanya menyediakan satu buah bolah tenis/bola golf bahkan kelereng kalau memang tidak ada bola tenis/golf dan 6 butir batu kecil yang besar keseluruhannya sebatas genggaman para pemain.

Kesepakatan mereka bermain tidak ada ketentuan, siapa saja yang disepakati memulai boleh-boleh saja. Tetapi di berbagai versi di Sumbawa ada juga yang untuk memulainya mereka melakukan hompimpa dengan maksud agar permainan dilakukan secara adil.

Secara garis besar permainan dilakukan sebagai berikut :

Permain pertama misalnya memulai permainan, maka secara berturut-turut mereka diberi kesempatan bermain.

  1. Kesempatan bermain untuk pemain berikutnya didapatkan ketika pemain sebelumnya tidak berhasil melakukan gerakan semestinya
  2. Gerakan pertamanya adalah menggenggam seluruh batu dan bola diletakkan di atas genggaman. Ketika bola di angkat melambung, batu dalam genggaman di tumpahkan kelantai berserakan.
  3. Pada saat bola jatuh dan melenting ke atas, secepat mungkin si pemain memungut batu yang berserak, pengambilan batu itu dilakukan secara tertib dan teratur mengikuti irama : Mengangkat bola- melentingkan (ketika melenting batu dipungut) dan diletakan dalam genggaman-bola ditangkap-bola dilentingkan lagi dan batu di pungut, demikian seterusnya sampai batunya habis seluruhnya masuk ke genggaman lagi.
  4. Urutan memungut batu disusun sedemikian rupa, mulai dari mengambil satu persatu (6 kali pengambilan), pengambilan kedua di ambil 2 (3 kali pengambilan), pengambilan ketiga di ambil 3 (2 kali pegambilan), pengambilan keempat di ambil 4 dan 1 kali di ambil 2, pengambilan kelima diambil 5 dan 1 kali di ambil 1, hingga pengambilan keenam di ambil seluruhnya selanjutnya batu yang berada dalam genggaman akan di hamburkan berserakan dilantai lagi kemudian satu persatu batu yang satu akan ditukar dengan batu yang lain (batu yang dimainkan) hingga semuanya mendapat giliran ditukar. Selanjutnya satu per satu batu yang sudah ditukar itu akan di ambil seirama dengan bola lalu bola dan batu akan diayunkan keatas bersamaan hingga semua batu berada dalam genggaman pemain (Sumbawa Barat menyebutnya Begayong). Dan tahap terakhir pemain akan membalikan telapak tangan yang berisi genggaman batu agar batu tersebut tepat berada diatas permukaan tangan lalu mengayunkan tangan sembari mencoba menangkap batu yang diayunkan tersebut sehingga berapapun jumlah tangkapan yang pemain dapatkan maka itulah yang akan menjadi jumlah point si pemain.
  5. Apabila pemain tidak cekatan maka bola atau batunya bias jatuh, atau salah jumlah mengambil atau menyentuh batu yang lain, maka ia harus diganti oleh pemain berikutnya. Demikian pula seterusnya.
  6. Kalah atau menang dalam permainan ini tidak diperhitungkan sama sekali, kalaupun di hitung sebagai point itu hanya dijadikan sebagai bahan bercandaan antar pemain tanpa ada hukuman yang mengikat.Sehingga adapun nilai-nilai yang dapat diambil dalam permainan kandese ini yaitu (1) Melatih agar kita cepat dalam bertindak (Menangkap bola dan mengambil batu); (2) Melatih kedisiplinan anak perempuan agar tidak keluyuran ; (3) Memberi nuansa kebersamaan; (4)Melestarikan permainan tradisional; (5) Melatih kejelian pemain.

Seru bukan permainannya? Disebut apa ditempat kalian? Akhirnya besar harapan saya sebagai anak bangsa yang mencintai keaslian bangsanya sudah sepatutnya permainan ini terus kita kembangkan dan lestarikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun