Usai acara, kami pun kembali ke rumah Adik. Karena adik orang terpandang di lingkungan itu, para tetangga pun masih terus berdatangan ke rumah. Mereka malah memilih datang ke rumah daripada ke gedung.  Malam hari  setelah tamu tidak ada yang datang. Kamipun bercengrama. Keadaan di kampung, bahkan kehidupan kita sehari-hari.
Sore Minggu, kami bersiap pulang. Setelah beres-beres. Kami pun pulang. Di perjalanan  mampir ke restoran. Maklum, baru sempat makan pagi saja di adikkku.
" Ayo bu, bayar sana, Ayah mau ikut ke toilet dulu" kata suamiku yang langsung pergi tanpa menunggu jawabanku . Akupun melangkah menghampiri kasir yang tidak jauh dari tempat duduk kami.
" Berapa Mba, tadi yang meja 10 " kataku kepada kasir.
" Tidak usah bu" Kata Kasir menjawab
" Maksudnya" kataku sambil menatap heran kasir tersebut
" Iya bu, tidak usah bayar, tadi bos kami meminta kami supaya ibu dan keluarga jangan membayar" jelasnya lagi
" Iya bu, yang punya restoran ini"
Tiba-tiba ada seorang laki-laki menghampiriku, dan dengan sopan dia langsung menyapaku
" Bagaimana bu khabarnya" katanya sambil menyodorkan tangannya dan mencium tanganku.
" Maaf anda siapa" kataku sambil menatap orang tersebut.