Kenangan Tak Terlupakan.
Oleh : Irah/ Pendidik SMPN 4 Maja, Kabupaten Majalengka
Malam itu Wulandari tidur dengan lelap, tiba-tiba dibangunkan oleh guru untuk segera berkumpul di lapangan. Wulandari  segera ikut berbaris di paling depan. Setelah disiapkan tiba-tiba guru memberitahu ada kejadian yang tidak dikehendaki. Dan kejadian ini penyebabnya Wulandari.  Dia hanya termenung, dalam hati  merasa dirinya memang kurang maksimal terhadap adik-adik yang menjadi tanggung jawab dia, yang diamanati sebagai mentor.
Wulandari  mencoba bertahan untuk tidak menangis, tudingan dan tuduhan dilontarkan oleh semua guru secara bergantian," Bagaimana tidak, seorang mentor yang membiarkan adik-adiknya yang merupakan tanggung jawabnya melakukan kesalahan fatal" bentak salah seorang guru. Â
"Wulandari jawab, kenapa begitu!, jawab! Jangan diam saja!"
"Apa mau ditampar? Biar kamu bisa mengaku, kamu kan yang menyuruh mereka!"
Semua teman-teman menatap Wulandari  dengan geram, ada  juga yang merasa kasian karena dia diperlakukan begitu. Tuduhan dan tudinganpun terus ditujukan pada Wulandari. Wulandari mencoba tegar, dan dia mencoba tidak menangis sedikitpun juga.
" Aku memang salah, tapi lebih baik aku diam saja", guman Wulandari dalam hati. . Wulandari salah seorang siswa yang aktif dan pintar. Dia juga anggota OSIS dan DP. Berbagai kegiatan selalu diikuti oleh Wulandari.  Malam itu dia merasakan malam yang paling sial, karena keteledoran adik-adiknya, sehingga ia sendiri kena getahnya. Dia merasa sudah tidak tahan ingin  menangis, tapi tetap di tahan,"aku tak boleh cengeng"
Namun tiba-tiba ketika airmata sudah tidak kuat lagi , tiba-tiba Wulandari di peluk  ibu Guru, dan sambil tepuk tangan mereka menyanyikan lagu Ulang Tahun. Betapa terharunya Wulandari, semua temannya mengucapkan selamat pada dirinya. Akhirnya air matapun, sudah tidak bisa terbendung lagi. Rasa sedih haru tercampur menjadi satu. Terimakasih kepada semuanya.
Majalengka, 10 Â November 2022.