Mohon tunggu...
Irah Fazaliya
Irah Fazaliya Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jalan- jalan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan Tak Terlupakan

10 November 2022   18:14 Diperbarui: 10 November 2022   18:21 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenangan Tak Terlupakan.

Oleh : Irah/ Pendidik SMPN 4 Maja, Kabupaten Majalengka

Malam itu Wulandari tidur dengan lelap, tiba-tiba dibangunkan oleh guru untuk segera berkumpul di lapangan. Wulandari  segera ikut berbaris di paling depan. Setelah disiapkan tiba-tiba guru memberitahu ada kejadian yang tidak dikehendaki. Dan kejadian ini penyebabnya Wulandari.  Dia hanya termenung, dalam hati  merasa dirinya memang kurang maksimal terhadap adik-adik yang menjadi tanggung jawab dia, yang diamanati sebagai mentor.

Wulandari  mencoba bertahan untuk tidak menangis, tudingan dan tuduhan dilontarkan oleh semua guru secara bergantian," Bagaimana tidak, seorang mentor yang membiarkan adik-adiknya yang merupakan tanggung jawabnya melakukan kesalahan fatal" bentak salah seorang guru.  

"Wulandari jawab, kenapa begitu!, jawab! Jangan diam saja!"

"Apa mau ditampar? Biar kamu bisa mengaku, kamu kan yang menyuruh mereka!"

Semua teman-teman menatap Wulandari  dengan geram, ada  juga yang merasa kasian karena dia diperlakukan begitu. Tuduhan dan tudinganpun terus ditujukan pada Wulandari. Wulandari mencoba tegar, dan dia mencoba tidak menangis sedikitpun juga.

" Aku memang salah, tapi lebih baik aku diam saja", guman Wulandari dalam hati. . Wulandari salah seorang siswa yang aktif dan pintar. Dia juga anggota OSIS dan DP. Berbagai kegiatan selalu diikuti oleh Wulandari.  Malam itu dia merasakan malam yang paling sial, karena keteledoran adik-adiknya, sehingga ia sendiri kena getahnya. Dia merasa sudah tidak tahan ingin  menangis, tapi tetap di tahan,"aku tak boleh cengeng"

Namun tiba-tiba ketika airmata sudah tidak kuat lagi , tiba-tiba Wulandari di peluk  ibu Guru, dan sambil tepuk tangan mereka menyanyikan lagu Ulang Tahun. Betapa terharunya Wulandari, semua temannya mengucapkan selamat pada dirinya. Akhirnya air matapun, sudah tidak bisa terbendung lagi. Rasa sedih haru tercampur menjadi satu. Terimakasih kepada semuanya.

Majalengka, 10  November 2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun