Mohon tunggu...
Iradah haris
Iradah haris Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - We do not need slogan anymore, we need equality in reality

Wanita yang selalu hidup di tengah keriuh-riangan rumah dan sekitar lingkungan. "Happy live is about happy wife" 😍

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dua Kali "Kupatan" di Tuban, Apa Bedanya?

21 Mei 2021   10:59 Diperbarui: 21 Mei 2021   11:01 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamatan lebaran ketupat di sebuah mushollah. (IH)

Berkat ketupat dan lepet untuk selamatan (IH)
Berkat ketupat dan lepet untuk selamatan (IH)

Filsafat Ketupat

Kehadiran wajib lepet dan ketupat baik di lebaran ketupat maupun di kupatan sya'ban, memiliki makna khusus dalam filosofi Jawa. Ketupat atau kupat adalah singkatan dari kalimat "ngaku lepat" (mengakui kesalahan).

Ngaku Lepat, diwujudkan dengan tradisi sungkeman. Bagi orang Tuban, sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati terhadap sesama, memaafkan dan memohon keikhlasan ampunan dari orang lain.

Sedang khusus untuk saat lebaran ketupat, selain berlaku filosofi "ngaku lepat" juga harus memenuhi filosofi "laku papat" atau empat tindakan. Yang disebut dalam filosofi empat tindakan atau laku papat menurut para pinisepuh meliputi: lebaran, luberan, leburan dan laburan.

Pertama, lebaran memiliki makna sudah usai. Berakhir sudah waktu berpuasa di Bulan Ramadhan. Kedua, luberan. Luber artinya melimpah. Dengan tambahan akhiran an, menjadi luberan, limpahan. Filosofi ini mengandung pesan ajakan untuk melimpahkan sedekah kepada kaum yang membutuhkan.

Ketiga, leburan. Sudah habis dan lebur. Saat inilah dosa dan kesalahan setiap umat islam akan melebur habis. Sebab setiap orang dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain. 

Yang terakhir mengenai laburan.  Berasal dari kata labur. Artinya mengecat dengan kapur khusus yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Laburan mengandung arti memutihkan. Maknanya manusia dianjurkan untuk selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya. Seputih warna laburan kapur itu.

Lepet juga merupakan "tembung keroto boso" (kerata basa) dari kalimat "silep kang rapet". Kerata basa adalah mengutak-atik dua kata atau lebih kemudian digabungkan dengan cara disingkat

"Mangga dipun silep ingkang rapet", mari kita kubur (tutup) yang rapat. Jadi perwujudan kupat lepet adalah setelah ngaku lepat, mengakui kesalahan dan meminta maaf, kewajiban selanjutnya adalah menutup rapat kesalahan yang sudah dimaafkan. Jangan diulang lagi. Agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya beras ketan yang menjadi bahan dasar lepet.

Masih ada lagi Filosofi lain yang terkandung dalam wujud ketupat dan lepet. Mengenai anyaman daun pembungkus ketupat yang menggunakan janur. Yakni, daun muda dari pohon kelapa atau bisa juga dari pohon siwalan/ntal/taal (lontar adalah nama daunnya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun