Mohon tunggu...
Iradah haris
Iradah haris Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - We do not need slogan anymore, we need equality in reality

Wanita yang selalu hidup di tengah keriuh-riangan rumah dan sekitar lingkungan. "Happy live is about happy wife" 😍

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tongklek, Tradisi Membangunkan Sahur Khas Tuban

1 Mei 2021   18:28 Diperbarui: 1 Mei 2021   18:28 3640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TONG KLEK pemuda Dukuhan Perbon, Tuban sedang istirahat di tepi jalan pada Sabtu 30/4/2021 pukuk 02.20 dinihari. (IH)

TUBAN. Tong tong klek, atau tong klek saja. Sudah ada sejak lama. Tidak diketahui siapa yang mula memperkenalkannya di Tuban. Kegiatan musik keliling. Membangunkan sahur bagi warga yang berpuasa. Sudah menjadi tradisi waktu sahur setiap Ramadhan. Generasi saat ini terus melestarikan.

Konon, tradisi tongklek merupakan salah satu peninggalan Wali Songo. Tuban adalah kota tempat makam Sunan Bonang atau Raden Maulana Makdum Ibrahim, salah satu dari wali sembilan yang dikenal. Dalam konteks ini, sebagian ahli sejarah mencatat bahwa persebaran musik tongklek di Tuban sudah ada sejak sekitar tahun 1972. Namun sejarah asal-usul kehadiran tong klek hingga saat ini masih menjadi kontroversi. 

Zaman listrik negara belum masuk desa, tongklek sudah umum hampir seluruh Tuban hingga ke daerah Rembang, Jawa Tengah. Tabuhan yang digunakan sederhana. Hanya dengan menabuh kentongan bambu saja. Keliling desa sambil berseru, sahuurr! sahuurr! Sahuur!

Kentongan dari bambu adalah ciri khas dari originalitas musik tongklek.  Penamaan tong klek pun berasal dari kentongan bambu yang ditabuh mengeluarkan bunyi "tong" dan "klek".  Masa sekarang, pemuda-pemuda semakin kreatif. Tidak hanya membawa kentongan bambu saja, alat musik lainnya pun digotong keliling. Seperti gong, bonang, kendang hingga tong plastik yang besar. 

Berombongan kelompok tongklek memikul alat musiknya. Tidak hanya seruan sahur saja. Namun juga membawakan lagu sholawatan. Tak jarang juga lagu dangdutnya Roma Irama hingga lagu-lagu populer dengan syair sederhana. Menyuguhkan lagu yang energik dan dynamis.

Keberadaan musik tongklek lumayan membantu dan menghibur warga. Di kampung-kampung ini biasa dilakukan sekelompok pemuda. Rutin tiap malam. Keliling kampung dengan menabuh kentongan bambu dan alat-alat pendukung alakadarnya. 

Bagi warga Tuban walau tidak keseluruhan, Puasa dalam senyap itu kurang mengasyikkan. Tanpa suara tong klek, bisa berakibat terlambat bangun. Terburu-buru menyantap makanan, tiba-tiba terdengar imsyak. Rasanya akan kurang sempurna sahur dalam keadaan demikian.

Terdengarnya tong klek seperti penanda bahwa waktu sahur telah tiba. Warga harus memulai aktivitasnya. Menyiapkan sahur untuk keluarga. Bagi yang hendak menambah nilai ibadah dengan qiyamul lailnya pun waktunya masih ada.

Grup tong klek biasa mulai kegiatannya pukul 2 dini hari. Keliling beberapa kampung, kembali ke kampungnya lagi pukul 3.  Kemudian anggota bubar untuk sahur di rumah masing-masing.

Festival Tongklek


Banyak grup tongklek di seluruh Tuban. Hampir tiap daerah ada. Lestarinya tradisi tongklek ini tidak lepas dari upaya pemerintah daerah untuk melestarikan kesenian rakyat. Pemerintah Tuban menjadikan musik tongklek sebagai daya tarik wisatanya. Tidak hanya saat Ramadhan, disetiap perayaan hari besar Islam pun, kadang Pemkab. Tuban juga menggelar festival tongklek. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun