Mohon tunggu...
Iradah haris
Iradah haris Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - We do not need slogan anymore, we need equality in reality

Wanita yang selalu hidup di tengah keriuh-riangan rumah dan sekitar lingkungan. "Happy live is about happy wife" 😍

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Langgar Panggung Favorit Anak-anak Selama Ramadan

30 April 2021   20:10 Diperbarui: 30 April 2021   20:14 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Usai subuh di langgat terdekat dari tempat tinggal. Anak-anak bebas pilih surau favoritnya sendiri. (Foto IH)

TUBAN. Ramadhan selalu ada yang favorit bagi anak-anak. Pun di saat pandemi ini. Tahun lalu kami hanya ibadah full di rumah saja. Saat ini mereka bisa sedikit bebas memilih tempat ibadah mana yang nyaman baginya untuk berkumpul dengan teman dan berjamaah tarawih. Anak saya memilih langgar panggung sebagai mushollah favoritnya sendiri. 

Sedang saya selalu sholat di langgar paling dekat dari rumah. Hanya berjarak beberapa langkah saja. Dua anak saya, si 8 tahun dan si 5 tahun memilih langgar panggung yang agak jauh. 

Sebuah bangunan panggung. Berbahan kayu. Seperti langgar-langgar jaman saya kecil dulu. Langgar ini memang tempat ngaji anak-anak, di hari biasa. Anak-anak sebayanya, juga teman sekolah dan ngajinya tumplek blek shalat tarawih di situ.

Sementara surau tempat saya, memang jamaahnya terdiri dari tetangga-tetangga dekat. Semuanya saling kenal. Namun anak saya tak nyaman sebab mayoritas jamaahnya orang-orang dewasa dan sepuh saja.

Di barisan depan biasanya shof langganan jamaah sepuh. Yang muda-muda memilih di belakangnya. Anak-anak nyaris tidak ada. Saya satu-satunya yang membawa batita. Karena khawatir anak rewel tiba-tiba, saya termasuk pelanggan shof belakang. 

Seperti anak saya, anak-anak lain tidak akan betah sholat di surau ini. Mereka akan kena tegur bila terdengar bercanda atau berisik di tengah berjamaah. Jamaah sepuh tidak menyukai kegaduhan khas anak-anak ini. Mereka merasa terganggu. Tidak bisa sholat dengan khusuk dan tumakninah. 

Maklum luas mushollah ini tak seberapa luas. Lagi pun bangunannya yang baru direnovasi setahun ini, tidak memiliki teras. Bentuknya futuristik. Hanya ada satu ruang utama untuk  berjamaah. Tertutup dengan kaca dan berpendingin ruangan.

Kalau ada anak yang berisik sedikit saja, suaranya menggema ke seluruh mushollah. Langsung bisa ditebak siapa pelakunya. Dua anak saya tidak nyaman di mushollah ini dan memilih di langgar panggung. Hanya saat subuh saja si 8 tahun mau ikut saya berjamaah di mushollah yang diberi nama "Hidayatul Mubtadi'in" ini.

Ada alasan kenapa selama Ramadhan anak saya mememilih tak satu mushollah dengan saya. Di langar panggung waktu sholatnya relatif lebih singkat. Kadang ada juga orang dewasa yang ikut sholat di langgar ini. Imamnya biasanya pemuda-pemuda energik. Tarawihnya lebih semangat. Kata anak saya,"enak kalau ngimaminya cepat. Selesainya duluan. Bisa main kita setelahnya".

Biasanya yang jadi imam sholat adalah santri-santri baru lulus aliyah (setingkat SMU). Yang sudah mumpuni untuk menjadi imam. Bukan orang jauh. Masih pemuda-pemuda dari lingkungan tinggal kita juga.

Lagi pun, setiap Ramadhan para orang tua di lingkungan tinggal kami menyepakati untuk mengarahkan anak-anak berjamaah di langgar panggung.  

Sudah menjadi kekhasan anak-anak pada umumnya. jika berkumpul dengan teman sebayanya lebih banyak gaduh bercanda. Maklumlah tingkah anak-anak. Namun toh kita wajib menyediakan sarana latihan untuk anak-anak dalam beribadah puasa. Supaya tidak mengganggu tumakninahnya jamaah lain, maka disepakati tempat anak-anak dipisah dengan jamaah dewasa.

Banyak Masjid dan Mushollah

Beruntungnya kita tinggal di Indonesia. Di Jawa saja begitu banyak jumlah masjid dan suraunya. Tiap lingkungan bisa dipastikan memiliki masjid, surau, langgar atau mushollah. 

Mengutip sedikit data lama tentang tempat ibadah di Indonesia. Tercatat lebih dari 255.000 masjid. Lebih dari 13.000 pura  Hindu. Sekitar  2.000 kuil Budha, dan lebih dari 1.300 kuil Konghucu. Data ini disampaikan Presiden SBY saat penerimaan Word Statesmen Award di New York pada 2013.

Angka 255.000 masjid di Indonesia itu sewindu lalu. Pada 2020 Yusuf Kalla sebagai Ketua Umum Dewan Masjid (DMI) menyampaikan jumlah masjid dan mushollah di Indonesia sudah mencapai 800.000. 

Angka terbanyak sedunia. Rasionya, setiap 220 orang di suatu daerah pasti ada masjid. Demikian pun tempat kami tinggal. Satu Rukun Tetangga (RT), kami memiliki 4 langgar. Alhamdulillah semuanya aktif digunakan untuk beribadah. Tidak kosong.

Letak masjid agak jauh. Butuh kendaraan untuk mencapainya. Sehingga aktifitas beribadah warga lebih sering ke langgar atau mushollah terdekat. Alhamdulillah semua langgar itu digunakan beribadah, aktif tiap hari. 

Salam 17 Ramadhan 1442 H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun