Mohon tunggu...
ira brahmana
ira brahmana Mohon Tunggu... mahasiswa -

Suka nulis walau masih amatir dn banyak typo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelangi Datang Sehabis Hujan

17 Desember 2014   04:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:09 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pikiranku tetap tidak mengerti arti perpisahan itu sampai sekarang , kenapa begitu cepat hilangnya rasa cinta yang dulu begitu membara . apakah hanya karena satu persoalan semua bara api yang tadinya menyala redup seketika itu juga. Saat ini aku lagi ditempat kebanggan kita berdua dulu.

Tower.

Yup tower di deket kampus aku, tepatnya di sebelah fakultas pertanian , biasanya aku ngak pernah berani untuk kesini sendiri , namun entah kenapa rasanya hatiku sangat ingin naik mengalahkan ketakutanku pada tower setinggi 4 meter itu .

Dulu kita sering banget ngabisin waktu disini , biasanya habis jogging kita bakal naik ke atas sambil bawa es krim atau hanya air mineral. bisa tiap sore kita bakal pergi kesini sehabis penat mengikuti jadwal kuliah yang lagi padat , apalagi saat itu dia lagi masa pembuatan skripsi.

Kita sering becanda disini seperti tidak mengingat waktu , saat begini dia sering berkata “ kamu hari ini beda ya ?”

“beda apanya abbey “

“ bersinar , kayaknya karena cinta aku buat kamu lebih berseri” sambil mengacak rambutku. Aku begitu senang jika dia sudah mengacak rambutku seperti ini , seperti dia sangat dekat denganku jika begini.

Dia sering berkata gombal , tapi ntah mengapa aku menyukainya , seperti itulah wanita kalau sudah jatuh cinta perasaan mengalahkan rasional , kami para wanita tau jika pria hanya mengada-ada tapi kami menyukainya .

Aku mengambil mp3 player ku , dan memutar lagu cinta laura “guardian angel” lagu yang dulu paling sering kita dengerin . sampai kadang kita mau ngereques nya sama temen kitayang penyiar radio, dan kita bakalan puas banget setelah ngedengerin lagu itu diputar, kitangerasa orang-orang yang bakal dengerin itu akan ngerasa berbunga-bunga kayak yang kita rasain. Saat begini aku dan dia yakin cinta kita bakal bisa mengalahkan apa saja rintangan yang ada . kita lupa menghadapi orang lain jauh lebih mudah daripada menghadapi diri sendiri .

Dan tragedi dua bulan yang lalu menghempaskan segala harapan yang sudah kita rajut selama setahun ini . akhinya dia mengajak aku berbicara setelah menghindari aku selama dua minggu , mengacuhkan semua telpon,sms,bbm dariku .

Sore itu kita berbicara di tower tempat aku berada sekarang .

“ada yang mau aku bicarain nih ,maaf aku harus bilang ini ke kamu ra , kayaknya kita lebih baik berteman aja , sorry banget “.

“maksud kamu putus..??” aku bingung , ngerasa salah pendengaran atau dia lagi mau bercanda ngasih surprise begitu.

“iya aku lagi hanya ingin konsentrasi sama skripsiku , aku ngak mau kamu tetep jadi pacarku , tapi ngak bisa ngasih perhatian apa-apa” dia berkata dengan muka memang seperti lagi sedih , tapi kenapa aku ngerasa dia menyimpan sesuatu di belakang ku.

“ hey ,, aku ngak pernah nuntut kamu bey , aku ngerti dengan semua kesibukan kamu “ aku mulai cemas , tak mau kehilangan dia.

“ kamu bisa bilang begitu sekrang , ngebiarin kamu di dalam hubungan ini , tanpa aku ikut berkontribusi malah membebani pikranku , kamu pantas dapat yang lebih baik”

“ bey,, aku ngak akan nuntut apa-apa ,aku juga ingin kamu cepet sarjana “

“ maaf ra , aku udah mikir ini selama dua minggu dan inilah yang terbaik”.

Setelah kita bicara kurang lebih satu jam akhirnya dia pergi ,tanpa mau merubah keputusan yang dibuatnya . Ninggali aku dan hubungan ini yang telah satu tahun kita bina dengan suka ataupun duka . karena alasan yang menurutku sepele hanya karena dia lagi ingin fokus skripsi.

Mengapa alasannya skripsi , bagiku itu hanya sebuah alasan yang dibuat-buat . aku ngak pernah ngeluh juga walau tiap malam minggu kita ngak bisa jalan karena dia harus bimbingan skripsi dengan dosennya , apalagi kami sama-sama dari fakultas yang sama , pasti aku juga sedikit banyak tau gimana rasanya membuat skripsi yang dia sedang jalani.

Walau pun banyak yang menyuruh aku tidak sedih karena perpisahan itu , tapi aku ngak pungkiri selama seminggu aku sakit hanya karena ini , walau temen-temen pada bilang aku bodoh banget buat hal ini . aku ngerasa pening banget hingga aku bolos kuliah selama seminggu , mau makan rasanya perutku sudah sangat kenyang , inginnya hanya tidur mana tau hal ini hanya mimpi burukku , begitu aku bangun dan menyadari inilah kenyataannya , seperti ada ribuan jarum yang menusuk hatiku , perih. Dan pasti air mataku akan mengalir lagi dengan derasnya .

****

Namun belakangan aku melihat dia bergandengan dengan seseorang yang tidak begitu aku kenal , dia begitu bahagia sama seperti waktu kita awal pacaran dulu , mengapa dia memberiku alasan begitu kemarin , apakah itu hanya suatu alasan , kurang apa aku , seperti itulah yang selalu menghantui pikiranku.

Lalu dengan kekuatanku aku ngajak dia berbicara , aku katakana hanya ingin berbicara terakhir sebelum melepasnya pergi . malam itu dia dating ke tempat makan yang memiliki banyak kenangan antara kita berdua dulu .

“ apa kabar , kamu kok kurusan , kamu baik-baik saja kan ?” dia melihatku seperti prihatin , atau mengasihani lebih tepatnya .

“ baik , aku hanya lagi banyak tugas yang buat aku mesti begadang “ ntah dari mana aku bisa dengan lancarnya berbohong.

“ o baguslah, seneng liat kamu baik-baik saja”

“ kamu bilang ngak diijinin pacaran , tapi kenapa aku melihat kamu jalan dengan perempuan lain “ aku mulai kehilangan kesabaran.

“ hey , aku tidak pacaran kita hanya dekat “ tatapannya tetap saja membuat aku panas dingin , mengapa aku masih saja mencintainya disaat begitu besar luka yang ditorehkannya dihatiku.

“ kamu jujur saja , kenapa kamu mau kita putus , aku sungguh ingin tau agar bisa lepasin kamu “

“ ra… sorry , sebenarnya aku bosan dengan hubungan kita, bosen dengan segala rutinitas yang kita jalani , aku mau terbebas dari semua ini”

“ kita bisa buat sesuatu yang baru , tanpa harus berpisah kan “ ntah kenapa aku ingin menyakinkan dia lagi , apakah ini terlalu cinta atau obsesi ku saja untuk tetap memiliki dia.

“ sorry ra , aku ngak bisa , kita lebih baik seperti ini , aku butuh penyegaran , dan yang kamu liat bersama ku bisa memberi aku kenyamanan , dulu aku sempat berpikir untuk menduakan mu , tapi aku tau kamu terlalu baik untuk kusaikiti , jadi lebih baik aku lepasin kamu “ dia memegang tanganku , hangat.

Tangisku mulai pecah lagi , “ aku ngak bisa lepasin kamu bey , please , aku bisa beri kamu yang terbaik”

“ ra ,semua yang ada di dunia ini pasti berpisah tinggal tunggu waktu saja kan ? aku tetep menyayangimu tapi sebagai teman , aku harap kamu akan dapat yang terbaik dariku, kamu itu pantas dicinta “

Pantas dicintai tapi kenapa kamu ngak bisa mencintaiku , apakah itu hanya kata-kata kosong supaya aku mau ditinggalkan begitu saja olehmu .

“o ya aku ada tugas ini , aku harus pergi , jaga diri baik-baik ya, jangan nagis lagi , hidup terlalu indah buat kamu tangisi , anggap aku hanya mampir sebentar yang memberi sedikit warna di hidupmu ,” dia menghapus air mataku daan mengacak rambutku , lalu pergi meninggalkan ku .

Air mataku makin deras , mengingat ini lah akan menjadi hari terakhir dia mengacak rambutku dan menggenggam tanganku erat . tapi karena aku malu untuk tetap meratap di tempat ini ,aku akhirnya aku pergi dengan hati lebih hancur daripada saat diputusi kemarin .

****

Namun sekarang aku percaya hidup tetap berjalan walau gimana punaku harus move on . pengalaman ini akan kubuat untuk membantu aku menjadi lebih baik , hidup terlalu indah untuk diratapi . hidup tidak akan indah jika aku hanya menerima yang senang saja tanpa ada yang sedih . dia benar , dia hanya mampir memberiku sedikit warna , aku akan menemukan kebahagiaanku sendiri yang bisa memberiku banyak warna seperti pelangi yang begitu indah , biasanya pelangi itu ada sehabis hujan . dan aku meyakini akan ada kebahagiaan yang menungguku di balik kesedihan yang begitu dalam kurasakan ini .

Saat melihat akan terbenamnya matahari , aku bergegas turun dari tower ini . sampai dibawah aku menatap matahari itu, dengan senyum semangat aku bergumam sendiri “ besok pagi saat matahari terbit , aku telah rela ngelepasin kamu “ .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun