Mohon tunggu...
IraBifurkasi
IraBifurkasi Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis di sosial media

Peminat ragam tulisan terkait sastra dan sosial budaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ziarah

18 Agustus 2022   08:53 Diperbarui: 18 Agustus 2022   08:56 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Bodhi masih mengepak ranselnya ketika mendengar suara motor berhenti di depan kamar kontrakannya. Dari suaranya Bodhi yakin itu pasti motor Mukmin. Kamar kontrakan Bodhi memang berbentuk rumah petak, berdempat-dempet beberapa pintu, dan masing-masing pintunya menghadap halaman yang walaupun tidak luas tapi cukup untuk parkir beberapa motor sesuai dengan jumlah penyewa kontrakan tersebut.

Assalamualaikum!" 

Mukmin meneriakkan salam sambil langsung menyelonong masuk ke kamar. Bodhi sudah tidak kaget dengan tabiat si Mukmin ini. Bodhi pun tidak merasa perlu untuk menghentikan pekerjaannya mengepak baju-baju yang akan dia bawa.

"Woy yang mau mudik sombong kali, kawan datang pun tak hirau." 

Mukmin mencoba menyela kesibukan Bodhi.

"Ada apa rupanya Min? heboh kali pun, baru datang juga."  

"Kapan kau berangkat rupanya?"

"Malam ini Min, mumpung masih belum terlalu ramai jalanan dengan gelombang mudik"

'Yakin kau jalan malam? Kenapa gak besok pagi aja?

"Gaklah, jalan pagi panas, bakal gak tahan aku apalagi puasa-puasa gini."

"Halah Bod, macam yang puasa aja gayamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun