Mohon tunggu...
Nina BSA
Nina BSA Mohon Tunggu... Akuntan - Equal Means Equal

ali_nadirah@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Asian Games 2018, "Let's Be a Part of History"

15 Maret 2018   00:43 Diperbarui: 15 Maret 2018   01:07 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Saya pernah baca di salah satu portal berita online. Potongan beritanya seperti ini, "....Asian Games XVIII di Jakarta dan Palembang pada Agustus mendatang terancam compang-camping."

"Keruwetan itu sebenarnya bisa dihindari jika pemerintah tak begitu saja menyetujui permintaan Dewan Olimpiade Asia empat tahun lalu agar Indonesia menggantikan Vietnam menjadi tuan rumah Asian Games 2018 ."

 Jujur saya kecewa pemberitaan terkait Asian Games tersebut. Berita tersebut seakan-akan menggiring opini masyarakat terhadap gelaran Asian Games di Jakarta-Palembang ini negatif. Padahal yang seharusnya perlu dilakukan media tersebut adalah dorongan positif terhadap Asian Games. Membantu pemerintah walau secara tidak langsung, yaitu dorongan, bukannya malah dibuat pesimis dan melulu mengkritik.

Cukup dari dunia pers lokal yang 'kontra', toh INASGOC (Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee) terus berbenah menjelang hari H. Tidak perlu kita khawatirkan kesiapan Indonesia. 

Sebagai masyarakat yang tidak berjuang secara langsung dalam gelaran tersebut (ya paling mentok berjuangnya dalam bentuk dukungan, yaitu jadi penonton) maka hal yang dapat kita lakukan ya mendukung Asian Games ke-18 mendatang. Harus semangat! Optimis! Ingat ya, 1000 candi saja bisa dibangun dalam semalam, apalagi cuma urusan Asian Games. Hehe..

Dan tidak sampai di situ pandangan negatif terhadap gelaran Asian Games. Tanpa mereka tahu banyak sisi positifnya. Kalau dari sejarah kita ambil contoh Tugu Selamat Datang dan Hotel Indonesia yang sengaja dibangun untuk menyambut tamu dan atlet dari seluruh negara peserta Asian Games tahun 1962. 

Lalu komplek olahraga GBK yang berisi banyak GOR seperti Stadion Renang, Stadion Basket, Stadion Tenis, Stadion Utama GBK, Stadion Madya, dan Istora. Belum lagi sejumlah infrastruktur seperti jembatan, jalan, serta stasiun TV pertama di Indonesia, yaitu TVRI. Kalau tahun 1962 lalu bukan Indonesia yang jadi tuan rumahnya atau belum sekali pun jadi tuan rumah, pasti sejarahnya akan berbeda.

Alasan pendukung lain Indonesia sebagai tuan rumah adalah, menurut opini pribadi saya dan yang saya yakini adalah di luar sana masih cukup banyak yang belum tahu tentang Indonesia. Kalau Korea bisa pakai hallyu atau Korean Wave, Spanyol dengan La Liga, India dengan Bollywood, dan ini kesempatan Indonesia untuk bisa bisa memperkenalkan diri di dunia internasional. 

Pasti hal tersebut memberikan efek domino, di mana nantinya akan ada banyak turis mancanegara yang datang ke Indonesia hanya untuk sekadar mendukung negaranya dalam Asian Games, atau datang untuk berwisata dan lain sebagainya.

Dan ngomong-ngomong tentang Asian Games, pasti sudah banyak yang tahu juga kalau setiap perhelatan olahraga apalagi cakupannya se-Asia, pasti membutuhkan banyak sukarelawan. Di mana nantinya dibuthkan 2000 sukarelawan yang ditempatkan di Palembang dan 11.000 di Jakarta.

Saya sebagai alumni sukarelawan Test Event Asian Games bulan Februari lalu mau membagi cerita singkat saya. Tentunya sangat seru sekali walaupun rasa lelah pasti ada. Dan, kalau ada yang bertanya.. "Kenapa harus jadi volunteer Asian Games 2018??" saya akan bahas di sini, tapi sebelumnya saya sangat kesal kalau ada teman atau siapa pun itu yang menanyakan tentang uang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun