Mohon tunggu...
Ira Maria Fran Lumbanbatu
Ira Maria Fran Lumbanbatu Mohon Tunggu... Dosen - Seorang wanita single, independent, sedikit introvert tapi sangat membuka diri utk pertemanan :)

Saya tidak bisa berbagi materil tetapi saya akan berbagi informasi kepada para pembaca

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Medan dan Lalu Lintasnya

21 Agustus 2015   13:22 Diperbarui: 21 Agustus 2015   13:33 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dari judulnya para pembaca yang berasal dari Medan pasti sudah paham maksud saya, lalulintas yang ada di Medan dan segala hiruk pikuk nya kadang bisa membuat mereka yang mengendara di Medan merasa lelah, gerah plus kapok juga. Coba kita analisis mengapa hal ini terjadi, ini masih dari sudut pandang saya, mungkin teman - teman pembaca juga bisa menambahkan hal - hal penyebab lalulintas di Medan cukup berantakan.

1. Tidak Menggunakan Lampu Tangan yang telah disediakan

Saya adalah salah seorang pengendara sepeda motor dan terkadang saya juga geleng - geleng sendiri lihat pengendara sepeda motor lainnya (atau malah orang lain juga pernah geleng - geleng lihat cara saya berkendara, hehehhe semoga tidak ya...). Satu hal yang perlu dipahami jika berkendara di Medan, harus sigap, siap dan celah sekecil apapun harus bisa ditembus, jika tidak, jangan pernah harap anda akan sampai dikantor tepat pada waktunya. Kembali ke kata "geleng - geleng" yang saya ungkapkan diatas, hal yang membuat saya kecewa melihat pengendara sepeda motor adalah "tidak memanfaatkan" lampu tangan yang telah disediakan. Mungkin sudah tidak terhitung berapa kali saya harus tiba- tiba berhenti dan menggerutu ketika saya berkendara, karena sipengendara didepan saya tiba - tiba potong jalan kekanan. Hal ini sangat berbahaya, bukan hanya pengendara tersebut yang dapat celaka, saya dan orang lain yang disekitarnya juga bisa dapat celaka juga.

2. Berkendara "Lawan Arah"

Pada suatu kesempatan karna lalulintas yang padat saya pernah cukup marah kepada pengendara yang berkendara lawan arah karna jalan yang seharusnya saya dan para pengguna jalan lainnya pakai menjadi lebih sempit dan padat, tetapi yang saya dapat malah "sipengendara lawan arah" tersebut malah melotot. Hal ini membuat saya berpikir, apa si pengendara tersebut tidak tahu peraturan lalu lintas, atau saya malah yang tidak toleran.

3. Angkot Salip - Menyalip dari segala arah

Hal inilah yang dialami adik saya, ketika adik saya sedang menaiki sepeda motornya, angkot yang berada disebelah kanannya tiba - tiba masuk kekiri dan menyalipnya, dan akhirnya adik saya jatuh dan sipengemudi angkot tersebut malah pergi begitu saja. Ya, saya akui bahwa sebenarnya mungkin hal ini juga bukan sepenuhnya kesalahan si supir, ada kemungkinan penumpang didalam tiba - tiba meminta sisupir angkot untuk berhenti. Tetapi sebaiknya, si Bapak supir harus lebih berhati - hati dan memperhatikan keselamatan semua pihak dijalan raya.

4. Lampu Merah Koq tetap jalan ya???

Suatu kali ketika traffic light berwarna merah, saya berhenti, tetapi kendaraan disebelah saya koq pada gerak semua, dan akhirnya sebuah mobil disebelah saya berhenti juga, saya kemudian berpikir, apa saya yang tidak tahu lalu lintas atau malah mereka. Untung saja mobil disebelah saya berhenti, kalau tidak, pasti saya akan berpikir bahwa saya memang tidak tahu peraturan lalu lintas.

Sebenarnya masih ada banyak hal lainnya yang membuat lalulintas di Medan cukup amburadul, dan mungkin para pembaca dapat menambahkannya. Yang menjadi pertanyaan besar saya adalah SAMPAI KAPAN PARA PENGENDARA MELAKUKAN KESALAHAN DEMIKIAN?

Saya teringat pada diskusi saya dan teman saya yang berada Jakarta, saya pernah menceritakan bagaimana kesalnya saya jika berkendara di medan, dan ada satu hal yang saya sangat ingat dari diskusi kami yaitu di Jakarta ada komunitas yang mengusung tentang Penggunaan Marka Jalan, jadi komuitas ini akan tidur di marka jalan dan berkampanye bahwa "Jika Lampu sedang Merah" para pengendara tidak boleh berada di Marka Jalan atau malah melewatinya. Jika kita pikir secara logika, kampanye Marka Jalan ini tidak memiliki arti yang khusus untuk komunitas tersebut, tetapi hal ini akan sangat bermanfaat bagi semua pihak. Semoga para pemuda maupun pemudi di Medan dapat lebih berempati terhadap sesama, tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi, dan semoga hal yang sama juga terjadi pada semua pengendara di Medan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun