Mohon tunggu...
Iqlima Ailisa
Iqlima Ailisa Mohon Tunggu... Freelancer - Part of me

Kopi, kata, kita.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kau Itu Aku

21 Januari 2020   08:52 Diperbarui: 21 Januari 2020   09:43 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepagian tawaku musiman.

Raut muka jalanan kota sudah seperti musim paceklik.

Seorang anak kecil dipeluk asap truk dengan erat.

Ia terseok, menanggalkan mimpi di pohon mahoni dekat pusara ibunya.

Orang-orang mulai mengais angin untuk dilesapkan pada kantong kemeja.

Aku mengernyitkan dahi, lupa jika tanganku kau pinjam untuk menanduskan pipi.

Kakiku kau pinjam untuk menjadi penopang,
mataku kau pinjam untuk memandangi lekuk rupa lain.

Kau sesekali ingat aku, sekali dalam sebulan.

Aku meminta hatiku yang kau pinjam, tapi kau lupa di mana hati yang sudah patah kau simpan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun