Mohon tunggu...
Iqbal SyafrudinSPd
Iqbal SyafrudinSPd Mohon Tunggu... Dosen - Dosen PPKN UNJ

Dosen PPKN UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi Bahaya Radikalisme

20 Oktober 2021   19:21 Diperbarui: 20 Oktober 2021   19:41 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar.1 Penjelasan Iqbal Syafrudin dalam Program Pengabdian Masyarakat

Degradasi nilai-nilai ideologi ini terlihat jelas terutama pada generasi muda penerus bangsa. Terlihat jelas, generasi muda mulai terpengaruh dengan faham-faham ideologi dari luar atau dari bangsa lain khususnya prilaku radikal, sehingga nilai-nilai Pancasila pun semakin dilupakan dan ditinggalkan. Hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh globalisasi yang mana sangat berkembang pesat pada saat ini. Paham radikalisme tidak hanya berasal dan berkembang dari bahan-bahan bacaan saja,akan tetapi interaksi-interaksi yang terjadi di masyarakat baik lewat media online atau interaksi secara langsung, keduanya bisa saja menyebabkan paham-paham ideologi yang bisa dikatakan paham menyimpang berkembang.

Tentunya perkembangan ideologi-ideologi yang bisa dikatakan menyimpang tersebut haruslah segera diatasi dengan seksama. Karena bukan lagi mungkin, tetapi ideologi atau pemahaman menyimpang tersebut sudah menyebabkan banyak hal yang memang mengancam keamanan dan kenyamanan negara terjadi. Contoh dari pemahaman yang memang marak terjadi perkembangannya di masyarakat adalah Radikalisme.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata radikalisme yang merupakan kata benda diterjemahkan sebagai paham atau aliran yg radikal dalam politik; paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis; atau sikap ekstrem dalam aliran politik. Dalam perkembangannya, paham-paham radikal tersebar ke berbagai aspek kehidupan salah satunya agama. Seringkali agama dijadikan sebagai landasan oleh beberapa oknum berpaham radikal yang mana mereka mempunya pemahaman menyimpang terkait ajaran-ajaran agama. Sehingga bisa dimaknai bahwa radikalisme agama adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial yang drastis dan menghalalkan sikap ekstrem dan kekerasan yang menggunakan argumen-argumen keagamaan. Dalam praktik yang nyata, radikalisme agama ini bisa terwujud dalam bentuk terorisme dan tindakan kekerasan lainnya.

Banyak sekali kasus-kasus radikalisme menggunakan argumen-argumen keagamaan terjadi di Dunia khususnya Indonesia. Para pelaku tindak pidana yang berpaham radikalisme dengan argumen keagamaan biasanya meyakini bahwasannya dengan ia melakukan suatu tindakan yang menyimpang bahkan sangat merugikan orang lain akan membawanya ke surga, padahal pemahaman yang ia miliki merupakan suatu kekeliruan karena bahwasannya seluruh agama mengajarkan kepada kedamaian dan kebaikan, bukan mengajarkan kepada sesuatu yang merugikan orang banyak apalagi sampai membunuh sesama manusia. 

Menurut Iqbal Syafrudin seorang akademisi dosen PPKN UNJ  dalam program pengabdian Masyarakat yang bertajuk 'SOSIALISASI BAHAYA RADIKALISME Di MAJELIS TA' LIM DAARUL HIKMAH CENDEKIA KOTA TANGERANG', Radikalisme ditandai dengan beberapa indikator, yaitu :

  1. Ekstrem (ghukuw) dalam beragama
  2. Eksklusif dan Klaim kebenaran
  3. Fanatik berlebihan terhadap sebuah pemahaman
  4. Beragama secara fundamental, yaitu keinginan kembali ke hal-hal mendasar dalam ajaran Islam
  5. Berupaya memahami agama dari akarnya, artinya langsung dari sumber asli berupa al-Qur'an dan as sunnah
  6. Kekerasan dalam mengekspresikan agama.

Radikalisme muncul sebagai respon negatif terhadap modernisasi dan perubahan budaya yang begitu cepat. Situasi politik, ekonomi, dan sosial budaya  global yang semakin memojokkan kaum beragama disikapi dengan pemahaman agama yang fundamentalistik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa radikalisme agama muncul sebagai bentuk keberagamaan yang sakit akibat respon negatif umat beragama terhadap modernisasi dengan berbagai perniknya. Radikalisme juga muncul sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap keberagamaan mainstream yang dianggap tidak responsif terhadap problematika global yang dianggap memarginalkan kaum beragama. Radikalisme merupakan respon teologis dan ideologis dari kaum beragama yang sakit terhadap modernisasi dan globalisasi.

Berbiacara tentang Radikalisme rasanya belum lengkap jika tidak mengetahui bahaya dari Radikalisme yang mana mempunyai banyak bahaya dan dampak negatif bagi Negara maupun pribadi itu sendiri. Menurut Fauzan Fuadi dalam program pengabdian masyarakat yang bertajuk 'SOSIALISASI BAHAYA RADIKALISME Di MAJELIS TA' LIM DAARUL HIKMAH CENDEKIA KOTA TANGERANG' bahaya radikalisme ada banyak, contohnya seperti :

  1. Menimbulkan mindset negatif dengan orang yang berpandangan beda, seperti menganggap lembaga demokratis dan pemilu sebagai bentuk kekafiran.
  2. Menimbulkan mindset jihad yang menyimpang. Seperti menghalalkan bom bunuh diri, pembantaian, dan aksi kekerasan kepada orang-orang yang berpandangan beda serta mereka meyakini bahwasannya perbuatan tersebut akan membawanya menuju surga.
  3. Menyebabkan orang yang berpaham radikal berani melakukan aksi kekerasan atau tindak pidana lainnya.
  4. Munculnya gerakan-gerakan menyimpang dan mengancam keutuhan serta kenyamanan negara seperti Terorisme dan sebagainya.

Sebagai bentuk pencegahan dan perlawanan terhadap paham-paham radikalisme yang muncul di masyarakat,  perlu lah masyarakat memperkuat ideologinya dengan pemahaman ideologi Pancasila yang mana Pancasila merupakan ideologi yang dianut oleh bangsa dan negara Indonesia. Karena setiap butir di Pancasila memiliki makna yang berbeda-beda akan tetapi tujuannya sama. Berdasarkan penjelasan Asep Rudi Casmana seorang akademisi dosen PPKN UNJ dalam program pengabdian masyarakat yang sama dengan kedua rekannya diatas, ia menjelaskan setiap makna dari sila dalam Pancasila yaitu :

Gambar. 2 Asep Rudi Casmana menjelaskan mengenai makna dari masing-masing sila dalam Pancasila
Gambar. 2 Asep Rudi Casmana menjelaskan mengenai makna dari masing-masing sila dalam Pancasila
  1. Ketuhanan yang maha esa : dalam konsep pemahaman ideologi serta pencegahan terhadap radikalisme, pada sila pertama Pancasila mengarahkan kita untuk senantiasa mengamalkan ajaran agama yang benar bukan dengan pemahaman yang menyimpang dan melaksanakan perintah tuhan yang mana semuanya senantiasa mengarah kepada kebaikan.
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab : dalam konsep pencegahan radikalisme, sila kedua mengarahkan kita untuk senantiasa bersikap adil kepada siapapun seperti sesseorang yang berbeda agama dan sila kedua senantiasa mengarahkan kita untuk berlaku baik dan tidak berbuat sesuatu yang merugikan orang lain apalagi sampai menghilangkan nyawa orang lain.
  3. Persatuan Indonesia : dalam konsep persatuan Indonesia, kita perlu menghormati seseorang yang berbeda agama dan tidak boleh mengusik apalagi menghakimi seseorang yang berbeda keyakinan dengan kita.
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan : dalam konsep sila keempat ini, Pancasila lewat sila ke empat senantiasa mengarahkan kita untuk berpikir bijaksana terhadap suatu hal dan berpikir secara baik agar tidak ada orang yang dirugikan dengan apa yang ditimbulkan dari pemikiran kita. Sila keempat juga mengarahkan kita untuk selalu mementingkan urusan bersama dan menurunkan ego pribadi dalam berbangsa dan bernegara.
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia : dalam sila terakhir ini, Pancasila senantiasa mengarahkan kita untuk bersikap adil kepada seluruh masyarakat Indonesia tanpa memandang ras, agama, suku, dll.

Gambar.3 Saat Asep Rudi Casmana menjawab pertanyaan dari jamaah Majelis
Gambar.3 Saat Asep Rudi Casmana menjawab pertanyaan dari jamaah Majelis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun