Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Wujud Nyata Rumah Buatan 3D Printing

10 Oktober 2019   18:35 Diperbarui: 11 Oktober 2019   18:32 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah (BrianAJackson)| Kompas.com

3D Printing di bidang perumahan
Kini hanya butuh waktu singkat dalam proses pengerjaan, hanya memakan waktu kurang dari 24 jam. Sebuah rumah layak huni dengan bentuk yang unik dan presisi berhasil berdiri. Mungkin dulunya butuh waktu berbulan-bulan si pemilik rumah dan banyak tukang yang siap membangun fondasi, mengaduk semen hingga menyusun bata rumah Anda.

Hadirnya teknologi 3D printing dinilai cukup baik dalam menekan biaya pembangunan yang sudah tidak masuk akal. Pemerintah pun bisa membantu dalam penyediaan rumah buat masyarakat.

Faktor pertama adalah kesehatan, rumah layak huni harus memiliki sisi kesehatan yang memadai. Ada banyak rumah yang tidak aman dan sehat dari berbagai bencana. 

Mulai dari letaknya yang mudah terkena banjir, dekat lokasi TPS, udara sehat hingga pencahayaan yang cukup baik. Tak hanya itu saja, ketersediaan listrik, air bersih dan akses jalan yang memudahkan proses. Artinya rumah tersebut tidak membuat penghuninya kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan dasar.

Faktor ketahanan dan keamanan rumah, konstruksi yang dibangun harus layak dari berbagai bencana alam. Apalagi di Indonesia, sebagian besar masyarakat hidup di cincin api (ring of fire).

Sangat mungkin terjadi gempa dengan magnitudo besar yang bersifat destruktif. Selain itu harus diperhatikan juga kemiringan atap yang sesuai dengan bahan penutup digunakan. Menghindari bocor dan rembesan air saat hujan deras. Tingkat kebocoran yang perlu diperhatikan adalah >20% dari total luas atap rumah.

Lanjut pada bagian lantai, harus terbuat dari material yang mudah dibersihkan. Dalam kata lain tidak gampang lembab, kuat dan mampu menahan beban barang yang ada di rumah. 

Serta tidak kopong pada bagian tertentu. Nantinya dinding dirancang dengan sedemikian rupa mampu menahan beban berat atap atau bahkan kala angina kencang menerpa. Pada bagian dalam kamar mandi juga haru memiliki ketinggian 1,5 meter dari lantai, supaya dindingnya awet dari sentuhan air setiap saat.

Faktor terakhir yang sering diabaikan yaitu keindahan dan kenyamanan, karena rumah ibarat surga kecil untuk beristirahat pemiliknya. Ada estetika di dalamnya, khususnya dari bentuk yang mengedepankan kearifan lokal di dalamnya. Sehingga pengguna nyaman dan tamu yang datang merasa senang datang ke rumah Anda.

Semua itu coba diwujudkan agar penduduk Indonesia yang belum memiliki rumah dapat punya rumah impiannya. Tak perlu besar, tapi nyaman dan aman di dalamnya. Proses pembuatan dan biaya bisa ditekan dengan teknologi. Inilah yang diharapkan oleh jutaan masyarakat. 

Dalam kurun waktu seharian, sebuah rumah idaman telah berdiri kokoh, dan esoknya Anda sudah bisa mengemasi barang-barang ke rumah baru. Semuanya hadir dari 3D Printing berbasis perumahan (housing). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun