Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Edukasi 4.0, Cara Menyerap Ilmu di Era Sekarang

31 Agustus 2019   16:35 Diperbarui: 31 Agustus 2019   16:40 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: buscarfoto.com

Bila manusia tidak bisa mengubah cara belajar dan mengajarnya masih sama seperti 30 tahun yang lalu. Siap-siap saja kemampuan para guru akan kalah dengan mesin dalam mengajarkan peserta didik. Apa yang mesin laku lebih pintar dan lebih cepat dari cara manusia mengajarkan manusia lainnya. Ubah caranya dengan cara belajar lebih unik dan spesifik karena mesin tidak bisa melakukannya.

Petikan pembicaraan dari Jack Ma saat acara World Economic Forum tahun 2018 di Davos-Klosters. Ia bercerita banyak mengenai cara membangun perusahaan digital, pekerjaan di masa depan, kreativitas yang dibutuhkan di masa depan hingga sektor paling penting yaitu penerapan pendidikan. Akan banyak disrupsi yang terjadi dan salah satunya adalah di bidang pendidikan.

Bukan hanya jalan panjang revolusi industri yang mengalami perubahan, arah pendidikan mengalami hal serupa dalam beberapa dekade terakhir. Perubahan besar ini mengubah cara manusia belajar dan mengenyam pendidikan. Pastinya segala perubahan ini sesuai dengan arah revolusi yang terjadi, jika manusia tak mengubah cara belajarnya. Mereka bisa terdisrupsi dengan teknologi yang mereka buat sendiri.

Itu semua bukan isapan jempol belaka, pendidikan jadi salah satu cara dalam mengubah peradaban dan juga pola pikir manusia. Pastinya semuanya harus sejalan dengan industri yang berkembang saat ini. Bila pendidikan yang kita pelajari tertinggal dengan industri, siap-siap saja mengalami disrupsi.

 Melihat Jalan Panjang Revolusi Industri

Pendidikan dan industri selalu saja berjalan berdampingan, jalan panjang di awali dengan Revin tahap 1.0, dimulai dari awal abad 18 saat penemuan mesin uap oleh James Watt. Bermula dari Thomas Savery yang mengembangkannya dan dilanjutkan oleh Thomas Newcoman dalam desain mesin uap. Sampai akhirnya James Watt berhasil mematenkan kinerja mesin uap yang mengubah cerminan industri modern.

Manusia pun saat itu belajar banyak, penerapan pendidikan mengenai mesin yang berkembang seperti apa yang telah didalami oleh James Watt sebelumnya jadi sebuah contoh. Mesin tersebut seakan menggantikan sejumlah peralatan manual yang berpatokan pada tenaga manusia dan hewan. 

Proses produksi meningkat tajam dan menguntungkan industri yang mengandalkan mesin. Setiap disrupsi nyatanya menghasilkan banyak dilema, ada banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan saat itu. Mau tak mau harus mengikuti perubahan zaman yang sangat dinamis.

Lebih seabad lamanya, di awal abad 19 terjadi Revin 2.0 yang ditandai pemanfaatan dan pengayaan energi. Negara di Eropa dan Amerika berdampak besar dalam pemanfaatan energi dalam meningkatkan ekonomi. Tanda itu semakin kental saat perang dunia pertama meletus, bak sebuah pamer superioritas siapa yang paling kuat dan mutakhir memanfaatkan energi.

Ilmuwan terkemuka kala itu seperti Albert Einstein dan Nikola Tesla sangat masyhur kala itu, ilmu mereka dalam penerapan energi seperti listrik begitu membantu hajat hidup orang banyak. Kemudian lagi kehadiran Henry Ford dalam menghasilkan kendaraan saat energi mulai dimanfaatkan dengan optimal. Masa awal inilah yang menjadi era awal manusia mulai banyak terpengaruh dengan mesin dan energi.

Lebih dari 5 dekade berlalu, seakan munculkan Revin 3.0. Semua diawali dalam penemuan komputer yang dikembangkan Alan Turing di awal tahun 40-an. Peran penting komputer mulai terasa setelah perang dunia II berakhir, yang awal mulanya hanya digunakan dalam dunia militer. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun