Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Apa Jadinya Bila Internet di Indonesia Dibatasi?

28 Mei 2019   16:02 Diperbarui: 28 Mei 2019   16:27 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analogi sederhananya seperti ini..

Seseorang pria rahasia mengagumi seorang wanita di dunia maya berawal dari begitu cantiknya wanita tersebut. Alhasil ia berupa sekuat tenaga mencari tahu informasi si wanita serta segala tindak tanduknya di dunia maya. Mulai dari temannya, percakapannya, hobi, dan kegemarannya. Mungkin si wanita tidak sadar bahwa di luar sana ada orang yang mencuri fotonya, mengoleksi videonya, lokasi nongkrongnya hingga mengetahui alamat rumahnya.

Hingga akhirnya si lelaki misterius bisa mengirim bunga atau makanan kesukaannya supaya si wanita bisa tertarik dengannya. Hingga akhirnya ia mengajak kopi darat sebagai bukti cinta. Jelas ini sesuatu yang sangat risih dan mengganggu bagi seorang wanita. Orang asing yang tiba-tiba datang, tahu segalanya dan seakan mengganggu privasi. Memang bisa jadi lelaki misterius itu mencinta secara tulus, tetapi ini sudah melanggar batas privasi di dunia maya.

Hampir sama dengan kasus Cambridge Anaytica, bisa saja banyak pengguna Facebook yang digunakan datanya mendukung Trump. Namun cara yang mereka gunakan salah karena melanggar privasi pengguna. Korban akan terganggu dari awalnya suka malah menjadi benci karena aksi menguntit yang terlewat batas.

Akibat kasus lawas tersebut, Facebook kehilangan kepercayaan dan belum lagi Facebook dan WhatsApp dianggap sebagai media yang paling sering digunakan menyebarkan hoaks. Pelarangan di sejumlah negara jadi alasan termasuk pembatasan karena proses penyebarannya menggunakan media sangat cepat.

Mengapa hanya WhatsApp, Facebook, dan Instagram saja?

Ada banyak aplikasi dan mengapa hanya menitik berat ketiga platform tersebut? Alasan utama karena literasi digital dari masyarakat yang sangat rendah dan kaitannya dengan kemampuan baca masyarakat kita. Jadi semakin mendukung karena ketiga platform ini punya penyebaran yang sangat cepat, tanpa saring sebelum sharing berakibat konten hoaks berkembang dengan cepat.

Pengguna yang punya literasi rendah sangat berpengaruh apalagi kondisi genting kemarin, hanya dari sebuah postingan yang hanya dibaca judul, screen shot gambar, atau video. Tanpa berpikir panjang apakah ini benar atau tidak, bahkan layak dikonsumsi oleh orang lain. Alhasil hoaks berkembang dengan cepat dan bisa memancing kekhawatiran hingga pecahnya huru-hara

Kemudian karena algoritma Facebook yang buruk, kini mereka mencoba memperbaikinya. Kasus kebocoran data hingga media penyebar hoaks sering dialamatkan pada Facebook. Kini mereka mulai berbenah dengan memperbaiki algoritma, meskipun masih setengah matang dan butuh banyak pengujian.

Instagram juga pun mengacu pada algoritma yang digunakan Facebook yang rentan menyebarkan hoaks. Akibat itulah, pemerintah mengambil langkah tegas dengan membatasi Facebook dan platform yang berada di bawahnya (WhatsApp dan Instagram). Dibandingkan membiarkan dan punya dampak yang sangat luas.

Apalagi berdasarkan data dari WeAreSocial, WhatsApp, Facebook, dan Instagram jadi media paling sering digunakan di Indonesia masing-masing di posisi, 2, 3, dan 4. Hanya kalah dari Youtube saja di posisi puncak. Itu wajar banyak yang kelabakan karena ketiga media ini yang paling sering dibuka saat proses online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun