Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Benarkah Kecerdasan Buatan Bisa Mengancam Penulis?

8 September 2018   14:10 Diperbarui: 12 September 2018   20:07 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tahun 2016 publik Jepang sontak terkejut, salah satu karya novel hasil buatan kecerdasan buatan (AI) bisa masuk ke dalam nominasi anugerah sastra terbaik. Banyak pihakyang tidak percaya bagaimana sebuah AI berbasis komputer berhasil membuat novel. Genre yang dipilih oleh AI tersebut adalah cerita fiksi ilmiah, sangat sesuai dengan latar belakangnya.

Di Jepang ada sebuah penganugerahan karya sastra terbaik bernama Nikkei Hoshi Shinichi Literacy Award. Nama tersebut sendiri diambil dari salah seorang novelis ternama Nikkei Hoshi Shinichi Jepang yang banyak menghasilkan banyak karya di bidang fiksi ilmiah. Pada proses penilaian naskah di tahun tersebut, melibatkan 1.450 karya dan 11 di antaranya dibuat dengan program kecerdasan komputer berbasis AI.

Saat proses seleksi tahap awal, mengejutkannya ada salah satu novel yang dibuat oleh AI berhasil masuk nominasi. Meskipun harus tersingkir di tahap seleksi berikutnya. Novel tersebut berjudul The Day a Computer Writes a Novel. Ilham tersebut datang dari seorang Profesor di Future University Hakodate bernama Hitoshi Mitsubara mencoba mengembangkan novel ilmiah karya dengan menggunakan AI-nya.

Memang setiap tahunnya Nikkei Hoshi Shinichi Literacy Award menerima karya terbaik yang bukan dihasilkan oleh manusia (termasuk di dalamnya hasil dari kemampuan AI). Si Profesor hanya bertugas menentukan judul, alur cerita, jenis kelamin tokoh, dan kosa kata yang harus digunakan. 

Kemudian tugas mandiri dilakukan oleh komputer, secara otomatis AI yang menyelesaikan cerita sesuai seleranya. Pastinya ia tidak ada typo dan bahkan tidak memerlukan proses editing karya.

Sesuatu yang mengejutkan untuk semua AI berhasil menyingkirkan sejumlah karya yang dibuat oleh manusia. Novel tersebut mendapat pujian dari salah seorang penulis novel fiksi ilmiah bernama Satoshi Hase.

Bahasa yang digunakan begitu baik dan mudah dicerna termasuk alur cerita yang disajikan. Walaupun pada penggambaran karakter tidak terlalu jelas dan kuat sehingga gagal memenangi Nikkei Hoshi Shinichi Literacy Award. Tetap saja itu sebuah prestasi sendiri AI yang terus berkembang di masa depan.

Kecerdasan buatan dan perannya di masa depan

Bukan sesuatu yang baru di era industri jilid 4.0 akan banyak pekerjaan yang digantikan oleh AI. Manusia pun harus mencari cara untuk tidak tergerus eksistensinya sebagai makhluk paling tinggi di rantai kehidupan. Salah satunya caranya dengan mengembangkan kreativitas unik dan spesifik, misalnya menjadi konten kreator atau bahkan posisi lainnya yang tidak bisa disaingi oleh AI.

Tetapi kecerdasan berhasil meniru apa yang dilakukan oleh manusia melalui proses belajar yang kontinu. Bencana dan malapetaka tersebut sudah di wanti-wanti sejak takluknya Garry Kasparov, seorang grand master catur oleh AI bernama Deep Blue dua dekade silam. Kini hampir semua bidang mulia dipelajari oleh AI tanpa terkecuali menulis novel atau karya tulis lainnya.

Banyak yang beranggapan bahwa AI akan menggantikan eksistensi manusia. Namun nyatanya tidak, malahan ia membantu manusia lebih produktif atau bahkan memudahkan kerja sehari-hari. AI bisa jadi solusi perubahan zaman yang serba cepat dan tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun