Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Social Climber" dan Jebakan Hidup

22 Oktober 2017   16:23 Diperbarui: 22 Oktober 2017   16:38 4889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: viva.co.id

Kebiasaan yang digunakan kaum panjat sosial sering kali membuat diri dan orang terdekatnya geleng-geleng kepala. Misalnya saja kini zamannya kebutuhan akan ponsel pintar sudah jadi kebutuhan wajib. Hanya saja tujuan membelinya bukan karena kebutuhan tapi keinginan pamer yang besar supaya mampu menaikkan taraf hidup baginya.

Tak lain untuk buat pamer kepada teman-teman, uang yang dikeluarkan sangat besar bisa digunakan buat keperluan lainnya. Paling sulit diterima kadang harus nyicil berbulan-bulan dan bahkan minta duit orang tua hanya untuk keinginan pribadinya.

Coba diperhatikan usia punya pengaruh pada rentang panjat sosial, coba sih lagi duduk nongkrong sama teman. Di atas meja kamu dengan PD-nya menaruh Iphone di atas meja, beda ceritanya dengan ponsel merek Esia Hidayah. Serta PD-nya naik mobil namun pasti akan malu kalau naik motor butut. Fix... Anda punya bakat menjadi kaum panjat sosial susulan.

Kaum panjat sosial termasuk siapa saja?

Mereka tidak terikat gender, namun panjat sosial sering dilakukan wanita apalagi gaya hidup hedonis dan pamer yang sering melekat. Namun tidak menutup kemungkinan lelaki juga tak mau kalah melakukan hal serupa. Gaya hidup tak mengenal gender dan jangan sampai Anda terjerumus di dalamnya.

Para panjat sosial sering kali melampau hal yang kurang wajar hanya buat status sosial. Apalagi zaman Now makin dipermudah untuk menaikkan status sosial. Mulai dari meminjam uang, semua terlihat ringan dengan berbagai kredit.

Semua dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang kemudian dengan bekerja bertahun-tahun. Mulai dari berhutang, menjual barang-barang, harga diri dan bahkan bergabung dengan kaum sosial yang lebih tinggi.

Lebih baik mendapatkan pengakuan dari atas prestasi masyarakat atas dedikasi masyarakat dibandingkan mendapatkan pengakuan hanya bentuk pengakuan status sosial semata.

Seberapa berbahaya menjadi kaum panjat sosial?

Menurut saya cukup berbahaya apalagi pekerjaan yang banyak berkenaan dengan orang banyak. Misalnya saja pejabat negara, bisa saja dengan penyalahgunaan jabatan mulai korupsi, memperkaya diri, dan jual beli jabatan.

Bagi kaum panjat sosial, bagi mereka tidak memiliki atau terlihat miskin jadi sebuah aib. Sehingga ia akan sekuat tenaga untuk menutupi kekurangan di bidang materi. Ia bangga terlihat mampu, dan keren di mata orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun