Mohon tunggu...
Iqbal Munir
Iqbal Munir Mohon Tunggu... Freelancer - Be yOung

Seseorang yang ambisius dalam mecapai keinginnanya, bermimpi dan salalu visioner dalam memendang berbagi hal. Mempunyai ketertarikan dalam bidang pertanian, teknologi, ekonomi, islamic value dan film.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pilih Gula Pasir atau Gula Merah?

14 Desember 2018   08:31 Diperbarui: 14 Desember 2018   08:49 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ketika kita mengunjungi rumah makan, pasti selalu ada teh manis. Minuman ini selalu di jual oleh pedagang warung makan, baik kaki lima, warteg sampai restoran besar sealipun, dengan penyajian yang berbeda-beda. Akan tetapi ada satu hal yang sama, yaitu menggunakan gula pasir sebagai penambah rasa manis. Akan tatapi, sempatkan berfikiir, jika gula pasir diganti dengan gula lain?.

Dalam pandangan kita apa bila mendengar kata gula, pasti sebagian besar tertuju pada gula pasir, gula merah dll. Akan tetapi madu, pamanis, nasi, jagung, dan susu juga mengandung gula , walaupun tidak 100 %. Secara kimia, gula terdiri dari :

Sukrosa, contoh: gula pasir/gula putih

Glukosa, contoh: nasi, mie, es krim, permen, minuman sachet, botol dan soda

Dektrosa, contoh: gula jagung

Laktosa, contoh: susu sapi

Fruktosa, contoh: sirup jagung (gula buah), madu

Maltosa (gabungan glukosa dan fruktosa).

Gula pasir/ gula putih sebenarnya sangat berbahaya, karena pembuatan gula putih memakai unsur kimia untuk bahan pengkristal gula. Bahan pengkristal ini adalah unsur UREA. Prosesnya adalah ketika air tebu sudah dibersihkan, maka air tebu itu diberi berkarung-karung urea agar dapat mengkristal. Maka orang tersebut juga minum urea. Sifat urea ini adalah pengeras maka "pankreas" anda akan ikut mengeras. Dan tidak bisa bekerja sehingga timbul gula darah meninggi (diabet). Selain itu kadar glikemik gula pasir juga sangat tinggi sehingga beresiko besar menimbulkan diabetes.

Untuk mengukur tingkatan gula dalam makanan digunakan teori Glycemic Index (GI). Dimana Glycemix Index adalah angka pada suatu makanan yang menunjukkan seberapa cepat makanan itu meningkatkan gula darah setelah dikonsumsi. Makin rendah nilai GI, maka makin rendah kenaikan kadar gula darah yang berarti baik untuk kesehatan anda. Ada 3 tingkatan nilai GI dalam makanan

< 55 : Low GI

Contoh: gula kelapa murni, madu murni, gula aren.

56-- 59 : Medium GI

Contoh: gula buah, nasi

>70 : High GI

Contoh: gula pasir, pemanis buatan.

Dengan GI >70, gula pasir sangat beresiko menimbulkan penyakit gula darah. Penyakit ini akan bercokol dalam tubuh dalam waktu lama, sehingga sebagai generasi millenial tentunya sangat enggan untuk terkena penyakit kolot ini. Sudah saat nya kita memperhatikan apa yang kita konsumsi. Gula kelapa dan gula aren merupakan solusi terbaik. Hal ini dikarenakan memiliki IG rendah, rasa manis pekat, mudah didapatkan, dan yang paling penting adalah harga yang ekonomis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun