Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Guru X vs Murid Z

23 September 2020   12:15 Diperbarui: 23 September 2020   12:17 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pexels

Aku seekor kera yang dibesarkan di dahan yang rindang itu, teman-teman ku seisi hutan ini, aku senang berteman dengan zebra dia sangat unik karena dia sangat senang dengan dunia seni mimpinya adalah mengubah kulitnya menjadi pelangi, aku juga senang berteman dengan rusa dia sangat pandai berlari sangat mahir melangkahkan kaki kecilnya melewati berbagi macam medan dengan kecepatan tinggi, aku senang berteman dengan gajah dia sangat kuat dan selalu menolong ku dalam situasi apa pun.

Di kelas hutan ini ada si macan tutul yang selalu mendapatkan nilai tertinggi dikelas karena dia pandai memanjat pohon, mengejar mangsa dengan cepat dan kuat, di kelas ini juga ada si Kura-kura yang sangat lamban dan selalu mendapatkan nilai terendah karena tidak pandai memanjat pohon, mengejar mangsa apa lagi cepat dan kuat, nilai rapotnya selalu jelek.

Aku bingung dengan guru singa tua itu, mengapa dia dan teman-temannya selalu mengajari kami cara berburu, berlari mengejar mangsa dan menjadi kuat seperti mereka, aku kera, aku tidak perlu berlari aku cukup memanjat pohon-pohon itu dan aku tidak suka berburu karena aku hanya memakan tumbuhan saja. 

para guru singa berkata "kera perlu berburu dan harus berburu".

mereka menganggaap kami seperti si macan tutul, padahal aku si kera, mungkin aku perlu berevolusi dari pemakan buah menjadi pemakan daging, dari pemanjat pohon menjadi pengejar mangsa, dari berjalan menggunakan dua kaki menjadi empat kaki.

"hei kera muda.." sahut singa muda di bawah pohon rindang itu ketka aku sedang belajar cara menggigit mangsa.     

"iya" sahut ku kepada singa muda itu.

"lihatlah dari sudut pandang yang lain wahai kera.., karena mereka para singa tua itu hanya tahu cara berburu, berlari dan memangsa" sahutnya dengan santai sambil bermain-main dengan jangkrik sebelum disantapnya.

aku pejamkan mata ku dan berusaha untuk melihat dari sudut pandang yang lain, dan aku menemukan sebuah jawaban.

para guru singa mengajari ku berlari agar aku dapat berlari diatas dahan-dahan pohon yang tinggi itu tanpa terjatuh, para guru singa mengajari ku berburu agar aku dapat memetik buah-buah yang segar di ujung dahan itu tanpa terjatuh dan para guru singa itu mengajari ku memangsa agar aku tahu car menghindar dari para pemangsa.

aku telah menemukan sebuah benang merah antara aku dengan para singa itu, benang merah yang terputus karena zaman.

-TAMAT-

M.I.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun