Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Burung Itu Hinggap di Jam Gadang

8 September 2020   11:39 Diperbarui: 8 September 2020   11:35 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Flo Maderebner dari Pexels

Aku terbang mengelilingi Rotterdam, Belanda, Namun tetap saja aku kembali ke tanah asal kelahiran ku, tempat dimana aku ditetaskan oleh orang tua ku, jerami yang lusuh itu tempat aku dibesarkan sebelum sayap ku tegak berkembang, aku makan cacing yang tumbuh subur disekitar sarang yang dibangun orang tua ku dengan jerih payahnya terbang kesana dan kemari mencari serpihan kayu untuk ku untuk kami.

Kini aku dapat terbang setinggi angkasa, aku gagah perkasa di angkasa, sayap ku membentang luas menutupi seluruh tanah kelahiran ku, dari atas sini dengan jelas dapat kulihat mangsa dan musuh-musuh ku, dari atas sini dapat ku lihat mimpi indah para pejuang-pejuang ku, dari atas sini dapat ku lihat dengan jelas tanah kelahiran ku.

Ku lihat di bawah sana pertempuran antara Hyena dengan para penghuni hutan yang mempertahankan wilayahnya, para Hyena ini ingin merebut tanah kelahiran ku, aku pun memekik tajam dari angkasa dan terbang menukik secepat kilat mencabik-cabik geromolan Hyena, ku lihat mereka kocar kacir dengan pekikan ku, namun sepertinya mereka tidak mundur, 

aku pun berinisiatif untuk membuat lima pekikan yang tajam dan tegas untuk penghuni hutan agar tetap kokoh dan tegar mempertahankan wilayahnya, mereka para penghuni hutan meniru pekikkan ku dan menjadikan suara itu menjadi landasan untuk mempertahankan wilayah hutan itu, tanah kelahiran ku, para Hyena mundur dengan kekompakan para penghuni hutan, ku lihat seekor singa jantan yang gagah berani berada di garis terdepan menghalau pasukan Hyena itu. 

Mereka para Hyena akan terus mengawasi dari kejauhan, mereka akan terus berusaha merebut tanah kelahiran ku, mereka akan memburu dan memangsa kalian.

Aku akan bertengger di tanah kelahiran ku, aku akan tegak menatap cakrawala, aku akan tetap hinggap di Jam Gadang itu.

"kuuukuuuuuruyuuuuuuuuuuuukkkkkkk"

-TAMAT- 

M.I.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun