Mohon tunggu...
Iqbal Laksana Zamalullael
Iqbal Laksana Zamalullael Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa KKN Tematik Gelombang 2 2021

yooo bisa yooo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Media Power Point untuk Meningkatkan Literasi Siswa SDN 5 Manonajaya

24 September 2021   12:58 Diperbarui: 24 September 2021   13:01 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembelajaran yang dilaksanakan pada masa pandemi memerlukan kreativitas yang tinggi terkhusus kepada peserta didik anak usia dini dan sekolah dasar, mendidik mereka sangat memerlukan perhatian ekstra baik dari orang maupun guru.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar tidak mudah bosan dan jenuh. Metode yang terapkan adalah penggunaan power point yang menarik dalam setiap pembelajaran, hal ini membuat siswa merasa lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran sehingga guru dengan mudah meminta siswa memperhatikan, membaca dan menulis. 

Dari hasil pendampingan pembelajaran siswa kelas satu,empat dan enam SDN 5 Manonjaya yang berjumlahkan 120 siswa, 90 diantaranya mengalami peningkatan antusiasme belajar hal ini dilihat dari hasil pengamatan nilai harian siswa.                      

Sejak dimulainya penularan wabah antar manusia di Wuhan, China pada 31 Desember 2019, infeksi Covid-19 ini menyebabkan penyakit severe acute respiratory syndrome -- Coronavirus 2 (SARS-Cov-2) dikonfirmasi menjadi pandemi global. Penularan virus ini dimulai dari penjualan daging yang berasal dari binatang liar atau penangkaran hewan di pasar makanan laut (Cui et al., 2019). 

Gejala umum yang akan dirasakan oleh individu terjangkit mencakup demam, batuk dan mialgia atau kelelahan. Gejala yang spesifik yaitu batuk berdahak, sakit kepala, hemoptisis (batuk yang mengandung darah) dan diare. Komplikasi termasuk sindrom gangguan pernapasan akut, cedera jantung akut dan infeksi bakteri sekunder (Huang et al., 2020).

Tahun 2020 adalah tahun yang berat bagi dunia karena tiba-tiba dunia dilanda wabah Covid-19 (Coronavirus Disease). Peningkatan jumlah pasien terjangkit virus tersebut kian bertambah setiap harinya, hingga sudah mencapai pada titik sulit sekali dikendalikan. Maka dari itu, suatu perencanaan yang jelas dan lugas dari pemerintah sangatlah dibutuhkan untuk menangani masalah ini. Corona virus sendiri merupakan sekumpulan virus yang berasal dari sub-family Orthocoronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales (Yunus et al., 2020). 

Virus ini dapat menyerang hewan dan manusia. Pada manusia, gejala yang dapat dirasakan berupa infeksi yang mirip dari gejala jika terjangkit virus SARS atau MERS. Hanya saja, Covid-19 ini bersifat jauh lebih masif dalam hal perkembangannya. Dari seluruh negara yang terkena wabah, Indonesia merupakan salah satu negara yang juga terjangkit wabah ini. Perlu sekali tindakan dari pemerintah dan kesadaran dari masyarakat agar penyebaran virus ini dapat ditekan sedemikian rupa (Nurhalimah, 2019).

Pandemi Covid-19 yang kini tengah melanda dunia memberi dampak yang besar dalam segala bidang termasuk pendidikan. Pemerintah yang mulanya memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat semua kegiatan pembelajaran di sekolah diberhentikan hingga waktu yang tidak dapat dipastikan. Akibatnya, proses kegiatan belajar mengajar harus dilakukan secara daring dari rumah masing-masing. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menekan penularan Covid-19 (Nafrin et al.,2021).

Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa. Hal tersebut tertera dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, lebih tepatnya pada alinea ke-4. Isinya berbunyi, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Selain itu, hak anak bangsa memperoleh pendidikan juga diangkat pada Pasal 31 Ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi "setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan".

Pembelajaran merupakan salah satu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki oleh tim pengajar untuk mencapai tujuan kurikulum. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, menyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan iklim belajar (Nafrin et al.,2021).

Berdasarkan beberapa pertimbangan dan kebijakan pemerintah yang tertera dalam surat edaran Nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, pembelajaran akan dilakukan secara daring atau online. Hal ini dilakukan agar pemerintah, masyarakat, dan seluruh elemen masyarakat dapat berpartisipasi dalam upaya penekanan penyebaran Covid-19 (Nafrin et al.,2021).

Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tengah pandemi memang memerlukan kreatifitas tingkat tinggi untuk memastikan tujuan program tercapai dengan baik. Kolaborasi mahasiswa dan tim pengajar sangat amat diperlukan untuk memastikan semua proses pelaksanaan program yang diambil dapat berjalan dengan lancar. 

Tak hanya dari keterbatasan media pembelajaran, pembelajaran jarak jauh memang menjadi kendala itu sendiri. Keterbatasan waktu yang orangtua di rumah miliki, membuat anak seringkali tidak mendapatkan perhatian yang khusus dan khidmat setiap kali melaksanakan pekerjaan sekolah. Akibatnya, ketika pertemuan tatap muka dilakukan saat uji coba, banyak sekali anak yang masih kesulitan untuk membaca, menulis, dan berhitung.

Selain kendala yang dialami tim pengajar di sekolah, orangtua di rumah juga tentu saja mendapatkan kendala yang cukup besar. Karena lingkungan yang tidak kondusif, misalnya. Orangtua yang produktif (dalam artian bekerja setiap hari), tentu akan sangat kesulitan memantau proses belajar anak. Akibatnya anak menjadi kurang pemahamannya, sehingga ketika pertemuan tatap muka dilakukan, anak seringkali tertinggal dari teman-temannya.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keberhasilan suatu program yang dipilih sebagai salah satu upaya peningkatan literasi pada anak. Harapannya, program ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan di masa pandemi Covid-19 sebagai salah satu alternatif pembelajaran jarak jauh.

Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tengah pandemi memang memerlukan kreatifitas tingkat tinggi untuk memastikan tujuan program tercapai dengan baik. Kolaborasi mahasiswa dan tim pengajar sangat amat diperlukan untuk memastikan semua proses pelaksanaan program yang diambil dapat berjalan dengan lancar.

Tak hanya dari keterbatasan media pembelajaran, pembelajaran jarak jauh memang menjadi kendala itu sendiri. Keterbatasan waktu yang orangtua di rumah miliki, membuat anak seringkali tidak mendapatkan perhatian yang khusus dan khidmat setiap kali melaksanakan pekerjaan sekolah. Akibatnya, ketika pertemuan tatap muka dilakukan saat uji coba, banyak sekali anak yang masih kesulitan untuk membaca, menulis, dan berhitung.

Selain kendala yang dialami tim pengajar di sekolah, orangtua di rumah juga tentu saja mendapatkan kendala yang cukup besar. Karena lingkungan yang tidak kondusif, misalnya. Orangtua yang produktif (dalam artian bekerja setiap hari), tentu akan sangat kesulitan memantau proses belajar anak. Akibatnya anak menjadi kurang pemahamannya, sehingga ketika pertemuan tatap muka dilakukan, anak seringkali tertinggal dari teman-temannya.

Program yang diambil pada kesempatan pengabdian ini menargetkan anak kelas lima (V) sekolah dasar karena dianggap sudah mampu untuk memahami maksud soal tanpa bimbingan lebih intens dari orangtua dan guru. Program yang dipilih yaitu membuat video animasi yang nantinya siswa akan diminta untuk membuat peta pikiran (mind map) di atas selembar kertas. 

Peta pikiran (mind map) dibuat dengan beberapa panduan yang dibantu dengan memberikan beberapa pertanyaan pada mereka. Ketika video selesai disimak, mereka akan diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Gambar 1 menyajikan sebuah diagram hasil penilaian 25 siswa yang berpartisipasi, 60% atau sekitar 15 siswa dari 25 orang siswa dalam kelas dapat menyimak dengan sangat baik dan mendapatkan nilai sempurna, sedangkan 40% atau sekitar 10 orang lainnya dapat dikategorikan sebagai kategori baik dan cukup dalam kemampuan menyimaknya. Artinya, program yang diambil dinilai cukup efektif untuk digunakan sebagai upaya pembelajaran jarak jauh di masa pandemi sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun