Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Kurniawan
Muhammad Iqbal Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Indonesia

Political Science Student | Hanya seorang pembelajar | Sangat terbuka atas kritik dan saran terhadap tulisan-tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia Butuh Revolusi Besar-besaran (Lagi)

21 April 2019   20:17 Diperbarui: 21 April 2019   20:28 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tegakkan regulasi dengan tegas. Proteksi kekayaan Indonesia dengan sungguh-sungguh dan tanpa rasa takut akan bangsa lain. Kita berhak atas kekayaan yang hadir diatas tanah kita sendiri. Kita berhak.

Ada satu kekayaan yang menurut saya bangsa asing tidak akan bisa menguasainya dari Indonesia. Kita punya pemuda dengan semangat revolusi yang besar dan membara. Kita punya pemuda yang kuat jati diri kebangsaannya. Itulah kekayaan kita. DNA bangsa ini menunjukkan bahwa pemuda dari tanah 'tongkat kayu dan batu jadi tanaman' ini sangat menjunjung tinggi kekayaan kesatuan bangsanya. 

Kembali ke cerita berabad-abad yang lalu, ketika Mongolia menginvasi nusantara, daun telinga utusan Mongolia yaitu Meng-Khi menjadi 'hadiah' dari pemimpin nusantara, Kertanegara, untuk dibawa kembali ke kaisarnya. 

Bertahun setelah kejadian itu, Mongolia kembali datang ke nusantara dengan misi balas dendam. Namun, Raden Wijaya dkk dapat mengusir pasukan Mongolia dari Jawa Dwipa. Dimana-mana Mongolia berkuasa tapi tidak di nusantara. Indonesia punya DNA itu. Dan bangsa asing, sampai kapan pun tidak akan dapat menguasainya.

Kita memang harus belajar dari sejarah. Rekomendasi saya adalah kita harus merombak seluruh sistem di negeri ini menjadi lebih berani dan transparan. Maka dari itu dibutuhkan pemuda-pemuda yang pintar dan siap menggebrak. Selain itu, yang paling penting adalah dibutuhkan pemuda yang berintegritas. Kenapa saya bilang kita harus belajar dari sejarah?

Misi Iwakura Jepang pada awal abad 20 menjadikan Jepang punya individu-individu yang pintar dan berintegritas. Setelah kota Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh Sekutu, Pemerintah Jepang langsung memperbaiki sistem pendidikan di Jepang. Lihat sekarang. Hasilnya Jepang menjadi negara yang maju dan menjadi salah satu negara poros teknologi dunia. Jepang  sadar bahwa pendidikan adalah kunci utama.

Dan menurut saya, apabila Indonesia ingin menjadi negara yang maju. Ingin menjadi negara yang kekayaannya tidak lagi dikeruk asing. Ingin menjadi negara yang sektor migas, perkebunan, telokuminasi, perbankan, dan pendapatannya benar-benar untuk hajat hidup orang banyak, maka perbaiki sistem pendidikan di negeri ini. 20% dari APBN adalah untuk pendidikan. Itu memang anggaran yang besar. Tetapi, bagaimana pengalokasiannya? Sistem alokasi dana juga harus diperbaiki. Ini adalah pekerjaan besar. 

Setiap sistem saling terhubung dan berkaitan. Maka dari itu judul dari tulisan ini adalah Revolusi Besar-besaran. Indonesia butuh revolusi besar-besaran lagi. Di seluruh sektor. Di seluruh bidang. Agar kita tidak melulu menjadi bangsa yang dimainkan. Agar kita tidak melulu menjadi bangsa 'penyedia' kekayaan bagi negara-negara dunia kapitalis. Indonesia harus berani menggebrak. Sudah saatnya Indonesia perlahan bergerak menjadi pemain. Pekerjaan yang tidak mudah memang. 

Tetapi, dengan optimisme dan kerja keras bukan berarti cita-cita itu tidak akan tersampai. Perbaiki sistem pendidikan di negeri ini, maka seluruh sistem di Indonesia yang sudah menyimpang dan keluar dari jalur dapat diperbaiki. Harapan bangsa ini ada di pundak pemuda-pemudi bangsa. Bonus demografi ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin. Sekali lagi, Indonesia butuh revolusi besar-besaran (lagi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun