Mohon tunggu...
Iqbal AR
Iqbal AR Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis dan Mahasiswa

Hidup adalah pengabdian, berbagi, dan tahu ilmunya | Mahasiswa Prodi Rekayasa Perangkat Lunak | Aksara Pers | ArgumentasiRealiti Project

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

UN 2016: (Lebih) Menakutkan?

20 Januari 2016   21:38 Diperbarui: 15 Juli 2016   13:47 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rencana pemerintah untuk meningkatkan tingkat kesulitan soal-soal UN ternyata tidak hanya sekedar isapan jempol belaka. Kisi-kisi Ujian Nasional yang turun untuk tahun 2016 menunjukkan tingginya kesulitan dalam soal-soal ujian nanti. Saya mengamati sedari awal, sebagai siswa, setidaknya ada dua hal yang menyebabkan UN 2016 dipandang “seram” oleh sebagian siswa dan membuat gusar sebagian guru pengampu.

Pertama, Kisi-kisi Ujian Nasional yang bersifat umum/universal. Tidak seperti UN-UN sebelumnya, pada pelaksanaan UN tahun ini, pemerintah hanya menurunkan kisi-kisi yang bersifat umum. Kebijakan ini diambil agar siswa lebih luas mempelajari materi-materi UN dan tidak terpaku pada kisi-kisi. Namun konsekuensi yang harus diambil adalah UN yang jauh memiliki kesulitan tinggi dibandingkan sebelumnya.

Kedua, Berdasarkan tingkat kesulitan, Soal UN 2016 dibedakan menjadi tiga level yang meliputi level pengetahuan/pemahaman, level aplikasi, dan level penalaran. Tiga level tadi akan terdistribusi secara proporsional dalam sebuah paket soal dengan perbandingan tertentu. Sudah tentu, kehadirannya menuntut kita sebagai siswa untuk berpikir lebih keras. Sebagaimana penggambarannya, soal UN tahun lalu didominasi oleh soal-soal pemahaman yang berlevel rendah.

Bagi kami selaku calon peserta UN tahun ini, tidak spesifiknya kisi-kisi UN setidaknya membuat belajar menjadi grambyang dan tidak fokus, harus meraba-raba untuk menentukan materi yang keluar di soal ujian, dan belum lagi jika materi tersebut dikaitkan dengan materi kognitif. Alangkah pusingnya.

Ditambah lagi dengan adanya soal-soal selipan dalam paket soal yang berkategori higher order thinking skill (HOTS) yang memiliki kesulitan tingkat tinggi. Untuk mengerjakannya, tidak saja kami dituntut berpikir lebih keras, namun juga lebih jeli dan cermat. Inilah yang membuat UN 2016 (lebih) menakutkan.

Kami sebagai peserta hanya bisa menerima dan berusaha untuk mendapat nilai yang terbaik serta menjunjung tinggi kejujuran. Besar harapan bahwa kelak stigma UN sebagai momok menakutkan dapat dihapus secara perlahan. Ada hikmah di setiap peristiwa yang terjadi.

Tidak ada yang tak mustahil di dunia ini, Semangat kawan-kawanku sesama peserta UN 2016!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun