Mohon tunggu...
Iqbal Ahmad Naufal
Iqbal Ahmad Naufal Mohon Tunggu... Freelancer - Berani Berpendapat

Seorang Sarjana Ilmu Komunikasi dengan IPK yang pas-pasan. Berposisi sebagai rakyat yang suka mengamati politik, tetapi tidak ingin terjun ke politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Monolog untuk Negeri

11 Oktober 2020   14:57 Diperbarui: 11 Oktober 2020   20:11 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kita memang merdeka, kenapa nasib petani belum juga sejahtera? Kenapa korupsi dapat remisi dan narkotika dihukum mati? Kenapa kita selalu benci dengan sesuatu yang tidak kita pahami? Jika memang kita menganut Bhineka Tunggal Ika, kenapa kita harus memaksakan semaunya satu warna, kenapa? Terlalu banyak pertanyaan, terlalu sedikit yang mencari jawaban. Para ahli agama mabuk dalam peran mereka sebagai Tuhan. Politisi menjadi pecandu narkoba bernama kekuasaan. Dan kita larut dalam omong kosong persatuan, tapi menolak perbedaan.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Apa benar kita sudah merdeka? Karena rasanya kita masih menjadi budak. Budak kesombongan yang terlena oleh sejarah. Orang yang kita lihat di dalam kaca jelas masih terjajah. Tidak ada satupun yang bisa memerdekaan mereka, kecuali diri kita, merdeka.

"Demokrasi butuh perjuangan dan keberanian agar kebenaran dapat ditegakkan", Bandung, 11 Oktober 2020, atas nama cinta dan pengkhianatan.

Respect, Rebel Thought. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun