Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal
Muhamad Iqbal Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Komunikasi

Bukan buzzer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Sembunyi-sembunyi adalah Sakit

20 Desember 2020   10:39 Diperbarui: 20 Desember 2020   10:58 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Oh, Berapa bu ?"

" 15 ribu mas "

"Nuwun sewu, ini bu uangnya, makasih ya bu"

" Sama-sama mas, makasih "

Satu bungkus soto hangat telah didapat, rasa ngantuk itu sepertinya sudah sedikit berkurang. Ia sedikit lega kali ini. Berharap sesampainya dirumah ia bisa langsung menyantap soto itu lalu badan kembali segar dan kembali menyelesaikan pekerjaan lainnya. Tapi nyatanya  tak begitu ceritanya, sesampainya dirumah ia melatkan kantong kresek soto di atas meja makan, lalu merebahkan diri sebentar di atas kasur itu lagi. Istirahat sejenak pikirnya, rasanya lelah sekali mengendarai motor hanya untuk membeli soto. 

Lelaki itu melihat Handphone nya tergeletak di bawah sarung, dan gobloknya  ia malah tertarik untuk mengambilnya. Kembali dibukanya pesan-pesan yang sekarang jumlahnya telah ratusan. Masih malas rasanya untuk membalas, pesan-pesan yang akhirnya hanya dibaca saja dan mungkin akan muncul lebih banyak pesan yang menanyakan kenapa pesannya hanya dibaca saja. Ia tahu itu, tapi persetan, ia kembali bingung, Ia juga linglung. Ia menatap layar handphone itu lagi, Soto sokaraja itu masih di meja makan. Ia tak ingin makan.

Siang itu akhirnya Ia bisa tertidur setelah hamper 15 menit menatap kosong layar Handphonenya. Adzan berkumandang lagi.

" Ya allah, sudah maghrib ya ? aku belum sholat Ashar padahal !!!!"

Dilongoknya jam dinding dan didapati jam menunjukan pukul setengah delapan malam. Bukan hanya Ashar, tapi Maghrib juga bablas !!!! Akhirnya lelaki itu mengambil wudhu, lalu sholat Isya, selesai,  dan duduk di depan laptop berharap satu deadline terselesaikan malam ini. Ia telah berjanji untuk tidak mengambil Handphone itu, betapapun banyaknya pesan yang masuk.  Tapi setan elektronik itu kini tak berhenti bergetar, terus bergetar, lelaki itu sampai bingung apa iya pesan masuknya sebanyak tiu ? jangan-jangan ada kabar penting.

Ingkar sudah janji yang dibuatnya 10 menit lalu, Ia meranggeh Handphonenya, penasaran siapa sebetulnya ? Belum sempat membuka isi pesan, telepon tiba-tiba berdering. Muncul nama Kucluk di layar Handphone, Ia angkat telepon itu. Lalu,

" Dirumah ngga ? "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun