Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal
Muhamad Iqbal Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Komunikasi

Bukan buzzer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perkara Bingung Memilih Menu Makanan, Ternyata Bukan Hal Sepele Lho Yaaa....

24 Agustus 2020   09:05 Diperbarui: 24 Agustus 2020   09:00 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berlatar tempat di salah satu warung makan sekitaran kampus, temanku yang sedang mengantri di belakangku tiba tiba melemparkan pertanyaan retoris templete khas suasana mengantri di warung " kenapa lauknya itu itu terus sih ? ngga bosen apa ?". Maka jawaban ku juga selalu sama dan templete tentunya  " kelamaan kalau mau milih lauk, bingung". 

Pertanyaan macam itu memang sering terlontar, entah hanya sekedar basa basi atau memang cukup iba melihat temannya memiliki referensi makanan yang cupet sehingga serius menanyakan hal itu. Tapi persetan dengan mereka yang selalu kepo, buatku makan dengan menu yang sama tiap-tiap harinya toh juga tidak melanggar aturan apapun. Malahan sewaktu pesan makanan tak perlu lagi menyebutkan jenis lauknya, cukup katakan "biasa bu", mudah bukan ?

Berikut beberapa pledoi bahwa kebingungan memilih makanan adalah hal yang krusial. Bagi seorang mahasiswa ber budget di bawah rata-rata , harga satu piring makanan plus segelas esteh adalah informasi penting tak kalah pentingnya dengan data COVID 19. 

Maka perlu dilakukan penjajagan harga di awal bulan. Sayangnya hasil akhir menunjukan bahwa menu standar yang tepat  buatku mentok pada nasi sepiring dengan oseng kacang panjang, ditambah tongkol satu iris plus sambalnya lengkap dengan gorengan dua buah, pas 10.000 harganya. Minimal aku tak perlu minder karena  ancaman tenggalamkan yang tidak makan ikan milik bu susi jadi tak berlaku padaku.

Setelah mengetahui jenis lauk yang berbanding lurus dengan perekonomian  dompet, maka hari hari kedepannya tidak perlu takut lagi dengan bayangan-bayangan seperti duit kurang ketika akan membayar karena semua sudah diperhitungkan matang-matang.

Lalu bagaimana dengan problem ketika pindah warung ? Jawabannya adalah dengan mencari warung yang memiliki kasta serta rupa yang setara tentunya , kira kira harganya tak jauh berbeda kok ( hanya berlaku untuk lauk yang sama). Beberapa indikasi warung yang ramah pada mahasiswa tuna dana bulanan adalah tidak memiliki tukang parkir di depannya. 

Tukang parkir yang hanya muncul ketika akan pulang adalah simbol dari penipuan yang sebenar benarnya, Sehingga tidak dianjurkan untuk makan di warung tersebut karena takutnya uang yang anda bawa ketika berangkat hanya cukup untuk membayar makanan saja tidak dengan tukang parkirnya. Jadi jangan sok kemlinthi mencari warung yang agak fancy kalo memang duitmu itu ya segitu-gitu thok.

Tetapi jika memang anda kurang tangkas mengidentifikasi warung dengan kasta serta rupa yang setara, datang ke angkringan atau warmindo adalah solusinya. Kenapa ? angkringan di kota kampusku (Bogor) biasanya menyajikan daftar harga makanan, sate-satean, hingga minumannya. Sehingga anda tidak perlu melakukan riset seperti yang dilakukan di warteg atau warung, sebelum memutuskan untuk sering-sering  makan disitu. Karena sejujurnya menurutku informasi mengenai harga makanan harusnya di pajang besar-besar di tembok atau paling ngga di kertas laminatingan seperti di angkringan. 

Itu penting lho, sehingga pembeli seperti ku yang sekali lagi tuna dana bulanan tidak merasa insekyur. Masa ya harus tanya sama pembeli sebelah  "mas kalo saya makan ini, ini, sama ini kira-kira habis berapa ya" atau " Mas sego kucing sama sate ati sama sate sosis berapa ya harganya ?" kan ya malah mengganggu toh ? tentu saya juga ngga mau membuat mas yang saya tanyai suudzon karena menganggap saya gila. 

Tapi jelas yang perlu disepakati bersama bahwa transparansi harga menu makanan adalah mutlak dan diharapkan warung-warung untuk melakukan pembenahan diri. Jangan cuma pemerintah yang selalu disuruh berbenah diri.

Jadi kepada teman teman ku yang selalu memeberikan predikat mahluk malas kepada ku karena enggan memilih lauk yang bervariasi diharapkan anda semua kini mengerti kenapa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun