Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal
Muhamad Iqbal Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Komunikasi

Bukan buzzer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kuliah Online bagi Mahasiswa Vokasi, Masihkah Relevan?

15 Juni 2020   09:20 Diperbarui: 15 Juni 2020   16:28 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: freepik.com/katemangostar)

Kalau ini dikerjakan di kampus dalam kondisi yang normal tentu tidak jadi masalah, tinggal janjian kumpul di kos kosan atau dimana, terus paksa kerjain bareng deh, selesai. Tapi kalau di kerjakan secara online, tentu tidak semudah itu teman teman.

Sesuai dengan pengalaman saya di semester ini yang baru selesai dengan salah satu  projek akhir, ternyata cukup penuh dengan drama selama proses pengerjaannya. 

Drama itu bermula ketika mengharuskan kami untuk kerja kelompok melalui Google Meet atau Zoom. Coba bayangkeun ada yang sambil makan ngga merhatiin, ada yang hah..hohh..hahh..hoh sok-sokan ngga denger, headset-nya ditempel di mulut jadi kaya dengerin ASMR napas temen.

Belum lagi ada yang keluar masuk meeting room terus-terusan sambil ngomong, "Kedengeran suaranya nggak, guys?" dan berbagai macam kendala lainnya. 

Akhirnya diskusi beralih ke grup Whatsapp sementara di WA Group yang nongol cuman satu-dua orang dan akhirnya proyek selesai di tangan satu orang yang terpaksa mengerjakan dengan imbalan: "makasih bangett lohhh yaa", "unch emang penolong banget deh kamu ", "ihhhhh kok udah selesai, padahal mau bantu -_-". Alasan yang klise sebenarnya.

Ketiga, perkara punya skill dan ketrampilan siap kerja. Saya mungkin akan bilang bahwa ada ketakutan penurunan kualitas mutu saya seorang diri atau teman teman saya. 

Di kampus saya khususnya sekolah vokasi memang cukup concern dengan permasalahan softskill seperti kemampuan bekerja sama, kepemimpinan, atau pun rasa tanggung jawab. 

Ketika perkuliahan dan praktikum dilakukan secara normal atau tatap muka mungkin kemampuan seperti itu masih dimiliki oleh mahasiswa karena ada tuntutan harus bertemu dengan teman atau dosen di kelas secara langsung hampir setiap hari, sehingga kalau ada tugas atau hal yang perlu dikerjakan ternyata terbengkalai rasa-rasanya akan malu tentunya. 

Namun berbeda jika di rumah. Mahasiswa bisa dengan mudahnya melepas tanggung jawab sebuah pekerjaan, Tinggal diamkan puluhan chat darii teman atau dosen, telepon masuk tak usah diangkat sembari mengulur deadline pekerjaan. 

Ketika semua sudah selesai beri saja sedikit kata kata pemanis dan rayuan serta rasa memelas dengan seribu alasannya. Bisa saja kan? bukan bermaksud saya suudzon, tapi kejadian seperti itu kerap  terjadi dan tidak hanya satu atau dua kali dengan oknum yang sama.

Menyedihkan memang ketika harus menerima kenyataan bahwa kuliah dilakukan secara online, apalagi saya seorang mahasiswa sekolah vokasi. Tapi mau bagaimana lagi, mungkin itu merupakan pilihan terbaik untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

Semoga kampus bisa menghilangkan kerisauan kita dengan menemukan berbagai solusi dari permasalahan yang ada saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun